r. Memory yang hilang.

Senin, 6 Desember 2004 pukul 20.00 pas dirumah Gideon ada tamu yang memang telah biasa datang sehingga Samuel ikut nimbrung di ruang tamu. Samuel menyandarkan tubuhnya dikursi kayu panjang dan tertidur. Tetapi saat dibangunkan tidak bisa bangun, sampai harus dipapah ke tempat tidur. Gideon masih melayani tamunya ketika istrinya mengatakan bahwa di dalam kamar Samuel mendapat serangan dari kuasa kegelapan. Gideon pamit pada tamu-tamunya dan mendatangi kamar Samuel. Di dalam kamar Samuel menggeram beberapa kali sambil memperlihatkan gigi-giginya. Mata tetap terpejam dan tangan seperti mencakar-cakar apapun yang ada didekatnya.

Gideon dan istrinya segera menghampiri dengan air yang segera diberkati di dalam nama Tuhan Yesus Kristus agar menjadi minyak urapan. Segera tumpang tangan di dahi Samuel dan menengking di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Lima menit kemudian Samuel sadar kembali dan nampak bingung atas apa yang terjadi. Kemudian berkeinginan keluar ruangan dan terkejut ketika diruang tamu ada dua orang tamu yang memang sudah dikenalnya dengan baik. Samuel menyapa mereka berdua, padahal sebenarnya Samuel sudah ngobrol beberapa kali dengan mereka, bahkan mengambilkan air minum. Memorinya terhilang sesaat..

Setelah kedua tamu Gideon pulang, ia mengumpulkan anak-anaknya semua dan juga istrinya, mengadakan doa malam bersama. Dan seperti biasa Samuel menjadi pemimpin puji-pujian..

Saat ditengah-tengah nyanyian Samuel tidak bisa melanjutkan nyanyiannya lagi karena bermanifestasi kembali dari kuasa kegelapan. Nyanyian terus dinyanyikan sementara Gideon dan istrinya memberikan minyak urapan sambil menengking di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Secara fisik Samuel mengadakan perlawanan sengit, sampai Gideon memerintahkan Wilbert agar mempersiapkan selendang untuk mengikat kedua tangan Samuel karena beberapa kali berusaha meraih apapun didepatnya termasuk tangan ayahnya dan akan digigit. Sempat pula menarik pakaian mamanya dengan kuat sehingga ayahnya menepis tangannya dengan kuat pula.

Hal ini berlangsung lebih dari 30 menit terus menyanyikan nyanyian peperangan melawan kuasa kegelapan. Kurang lebih pukul 23.00 Samuel nampak mulai sadar dan kembali menjadi dirinya sendiri, sementara itu adik-adiknya sudah tertidur disamping ayah dan ibunya.

Ketika Gideon memperhatikan anak-anaknya yang tengah tidur pulas dan begitu nyenyak, ia merasakan duka yang teramat dalam. Tidak semestinya mereka mengalami kejadian-kejadian yang mengerikan dilingkungan mereka. Mereka banyak berkorban bagi kakaknya Samuel. Sudah begitu lama mereka tidak melihat TV, karena memang sudah dipasifkan. Tetapi kembali Gideon menyadari bahwa apapun yang terjadi pasti sudah seijin-Nya dan dalam kendali-Nya sehingga Gideon tinggal menggali apa maksud Tuhan selama ini kepada keluarganya. Yang pasti yang terbaik bagi jiwanya dan jiwa keluarganya, sehingga demikian istimewa Tuhan membentuk, memenjun, dan mendidik keluarganya sekaligus didalam memberikan ujian.

Samuel nampak masih bingung ketika melihat Stevanie berjalan didepannya. “ Ini siapa ?” dia berucap.
“ Adikmu “ jawab ayahnya singkat. Samuel nampak mengerutkan kening, seperti sedang berusaha mengingat sesuatu,
“ Ini dimana ? “ kembali Samuel bertanya.
“ Dirumah kita ! “ jawab ayahnya apa adanya.
“ Di Cimanggis ? “ Tanya Samuel lagi masih seperti orang bingung.
Kemudian ayahnya memberitahukan, keberadaan Samuel sekarang ini, dan Cimanggis adalah rumah Samuel sebelum pindah kesini, lanjut ayahnya.

Ternyata ada memori Samuel yang hilang, sampai akhirnya Gideon dan istrinya kembali memberikan minyak urapan pada otak kecilnya, mohon kepada Tuhan agar memorinya yang hilang dikembalikan sampai hari terakhir khususnya memori yang berasal dari Roh Kudus, dan memori yang berasal dari kuasa kegelapan biarlah tetap terkubur. Demikianlah maka akhirnya Tuhan mengembalikan lagi memori yang terhilang, dan Samuel langsung mengenali keberadaan dia sekarang ini beserta lingkungannya. Puji syukur tak terhingga kepada Tuhan yang maha kasih.

Kalau lelah,… istirahatlah,.. jangan lupa ikuti terus kisah selanjutnya.

Tuhan Yesus memberkati.

Tinggalkan komentar