s. Jangan Bimbang.

Bukan sesuatu yang indah bila yang namanya kebimbangan menyelinap di dalam kehidupan seseorang. Apapun permasalahannya, kebimbangan itu berakibat terampasnya sebuah damai sejahtera.

Ketika Samuel beberapa kali berkunjung ke rumah Hana, ternyata membawa dampak yang kurang manis, setidaknya ini yang dirasakan kakaknya Hana suami istri. Dan hal ini sangat mudah dipahami, karena mereka bukanlah patung melainkan sosok manusia yang lengkap dengan naluri, perasaan, kebebasan menilai dan juga perasaan dekat dengan Sang Pencipta.

Belum lama ini kakak ipar Hana menghubungi Gideon guna kemukakan kegundahan yang mereka alami sepanjang Samuel beberapa kali berkunjung kerumahnya. Pada intinya mereka sarankan agar mereka menguji kembali apa yang Samuel lakukan dengan berbagai perilakunya yang menurut mereka sudah keluar dari pengajaran Tuhan Yesus Kristus. Mereka rasakan tidak ada damai sejahtera.

Gideon bisa memahami kegundahan mereka, dan kemudian dikemukakan bahwa sekian lama iapun bergumul sedemikian rupa, agar setan tidak mencuri damai sejahtera yang mulai dirasakan pada keluarga Gideon.

Biarkan hati bicara, perasaan terbuka dan emosi lepas,….. demikian Gideon ungkapkan pada Yulia istrinya ketika mereka tengah duduk berdua bergumul dengan permasalahan yang mereka sedang hadapi. Samuel sudah tidur demikian nyenyak di kamar adiknya, demikian juga Wilbert dan Ragil.

Gideon mendapat informasi dari seseorang agar waspada terhadap tipu daya iblis. Cek dan uji roh yang menguasai Samuel dan Wilbert, apakah benar dari Tuhan atau tipu daya iblis. Iblis demikian licik dan penipu ulung. Harus sangat hati-hati dan waspada dan senantiasa menguji dengan berlandaskan kekuatan dan hikmat dari Tuhan Yesus Kristus pribadi.

Mereka cukup lama berdiam diri memanjatkan doa demikian khusuk. Sesekali mereka menghela nafas, seakan melepaskan kepenatan yang terasa menghimpit di dada mereka masing-masing.

“ Saya lelah “ ucap Gideon lirih pada Yulia istrinya.
“ Apa lagi saya “ jawab Yulia tidak mau kalah.
“ Apa maksud Tuhan dibalik ini semua ? “ pupus Gideon nyaris tak terdengar.
“ Tidak tahu “ jawab Yulia sambil menggelengkan kepalanya.

Dengan perasaan tak menentu mereka akhiri doa malam mereka dengan harapan yang tak pernah padam bahwa Tuhan mempunyai rencana yang indah untuk kehidupan mereka, baik jasmani maupun rokhani. Kebaikan dan keajaiban Tuhan bagi mereka berdua sangat menguatkan iman mereka berdua, sehingga apapun yang terjadi atas mereka dan keluarga mereka, tidak lagi bisa menggoyahkan mereka bahwa mereka semua adalah milik Tuhan yang sudah ditebus dikayu salib dan sudah dibayar lunas.

Ke esokan harinya.
Masih cukup pagi Gideon persiapkan doa pagi bersama istri. Ia perlukan mandi terlebih dahulu, dan kemudian segera menebar minyak urapan disekeliling ruangan di dalam nama Yesus Kristus. Bersamaan dengan itu Samuel ikut bangun dan disusul kemudian adik-adiknya.

Sebelum doa dimulai, satu demi satu dimulai dari imamnya mengurapi diri dengan minyak urapan dengan permohonan agar minyak urapan yang digunakan mengkuduskan jasmani mereka, dan untuk mematahkan kuasa kegelapan apapun bentuknya di dalam nama Yesus Kristus.

Setelah imam, Yulia dan Wilbert diurapi dengan minyak urapan dan ketiganya tidak ada manifestasi apapun juga. Tiba giliran Samuel. Yulia dan Wilbert menopang imamnya dalam memberikan minyak urapan bagi Samuel. Cukup berat mereka rasakan ketika Samuel menampakkan gejala manifestasi dari kuasa kegelapan.

Dari sikap duduk, menjadi tidak tenang menjadi gelisah. Kemudian kepala mulai menggoyang-goyangkan kekanan dan kekiri. Saat di kepala dilumuri minyak urapan dan mulai ditengking didalam nama Tuhan Yesus Kristus dengan menutup telinga, mulai imam menengking kuasa – kuasa kegelapan dengan bermacam-macam sebutan. Mulai dari Lucifer dan kawan-kawannya, setan – setan, gendruwo, kuntilanak, jaelangkung, roh pertapa, iblis dan kawan-kawan, tipu daya setan, bahasa roh palsu, roh para normal, roh najis, roh cabul, dengki, iri, amarah, yesus palsu, roh kudus palsu, nabi palsu, rasul palsu, roh nenek moyang, penglihatan palsu, nubuat palsu ditolak dan dipatahkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Berulang-ulang mereka bertiga satu hati menghancurkan kuasa kegelapan didalam tubuh Samuel. Mulai secara fisik Samuel mengadakan perlawanan, sehingga Gideon meminta selendang untuk mengikat kedua tangan Samuel. Setelah terikat kembali mereka bertiga menggempur kuasa kegelapan yang masih bercokol di dalam tubuh Samuel..

Manifestasi mulai bermunculan, roh jaelangkung mulai menampakkan diri, kedua tangan kanan dan tangan kiri mengangkat dari pangkal tangannya dengan cara menggantung bergerak keatas dan kebawah sehingga nampak seperti tangan boneka jaelangkung. Sementara itu mulut Samuel masih tetap diam, tetapi tangan mulai meminta alat tulis. Namun permintaannya ditolak di dalam nama Yesus Kristus, karena kemungkinan itu permintaan jaelangkung.

Tidak lama kemudian Samuel menggeram dengan keras, kemudian berganti dengan suara dari mulutnya mengeong berulang-ulang. Musuh lama, siluman kucing kembali masuk, dan kembali disiram dengan air putih yang didoakan terlebih dahulu agar menjadi darah Yesus. Kemudian berganti lagi dengan siluman ular dengan gerakan tangannya yang seperti ular. Ditengking lagi didalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Kurang lebih setengah jam kemudian Samuel kembali sadar dan Gideon meminta ia yang berdoa pagi. Luar biasa, apa yang Samuel alami tidak bisa ia ingat apapun kecuali ketika mendengar papanya berdoa mengucap syukur.

Mereka masih belum bebas dari pengujian yang Tuhan berikan, dan Tuhan ijinkan kuasa kegelapan mengganggu kehidupan keluarga mereka untuk menguatkan iman mereka, untuk mendewasakan kehidupan rokhani mereka, dan memperkaya pengalaman religius yang tidak mereka dapatkan di belahan dunia manapun. Sampai kapan ? Hanya Tuhan Yesus yang tahu jawabnya.

Namun mereka sudah bertekad bulat, sampai kapanpun ujian datang dihadapan mereka, mereka tidak akan pernah goyah dan bimbang. Satu hal yang mereka pegang, yaitu mereka milik Kristus selamanya. Kalaupun mereka hidup, mereka mau hidup untuk Tuhan, kalaupun mereka mati, biarlah mati didalam Tuhan.

Siapakah yang sanggup memisahkan mereka dari Tuhan Yesus Kristus ? Tidak ada !!. Tidak ada yang bisa lakukan itu !. Ya tidak ada kekuatan apapun didunia ini yang bisa melakukannya. Karena mereka milik Kristus, mereka sudah ditebus Tuhan Yesus Kristus dikayu salib dan sudah dibayar lunas.

Udara sejuk mengalir ketika jendela kamar dibuka. Pagi itu langit cerah, kicauan burung-burung kecil sahut menyahut mengiringi datangnya sang surya. Mereka berloncatan dari dahan satu ke dahan yang lain dengan riangnya. Mereka adalah keluarga kecil yang juga dipelihara Tuhan dengan indahnya.

Gideon renungkan perilaku burung-burung kecil yang senantiasa riang. Andai bahasa mereka bisa Gideon pahami, ia yakin bahwa merekapun tengah memuliakan penciptanya. Apalagi dirinya sebagai manusia yang diciptakan lebih mulia daripada binatang. Pasti Tuhan memberikan yang jauh lebih baik daripada mahluk-mahluk yang lain.

“ Papah,.. Samuel mau ikut kebaktian dari pagi sampai sore ya ? “ tiba-tiba suara Samuel memecah kesunyian sambil menghampiri ayahnya yang sedang menikmati indahnya pagi.
“ Sepanjang badan kamu kuat silahkan saja “ jawab ayahnya dengan tenang tanpa ekspresi.
“ Dalam Yesus Samuel kuat pah, “ jawab Samuel dengan yakinnya.
“ Halleluya “ jawab ayahnya sambil tersenyum, kemudian melanjutkan,
“ Badanmu tidak letih, setelah Jum’at kemarin ikut doa semalam suntuk, kemudian pulang hari Sabtu pagi, dan siangnya ikut konselling, kemudian
sorenya ikut kebaktian pemuda ? “
“ Nggak tuh, kan sudah tidur nyenyak tadi malam “ sahut Samuel tersenyum.
“ Apa yang menurutmu baik kamu lakukan, lakukanlah “

Gideon dan Wilbert ikut kebaktian sore harinya, yaitu jam 15.00 dan jam 17.00
Sepanjang kebaktian tidak ada kejadian yang istimewa, semuanya berjalan dengan mulus tanpa ada apapun yang membuat hati berdebar-debar.

Justru ketika kebaktian selesai, saudara-saudari seiman yang lain bergegas meninggalkan tempat kebaktian, terjadi peristiwa yang baru pertama kali terjadi di dalam gereja Samuel tidak sadarkan diri. Tepatnya ketika ada seorang kawannya mengajak Samuel bergabung dengan kawan-kawannya yang lain di tempat duduk yang berbeda, Samuel pingsan.

“ Pak Gideon, !!… “ Hana berteriak pendek ketika melihat Samuel ada dalam posisi hampir jatuh ke lantai. Gideon segera hampiri anaknya, dan meminta kepada orang yang mendukungnya agar meletakkan saja dilantai dengan perlahan-lahan.

Gideon yang telah beberapa kali menyaksikan anaknya seperti itu seakan-akan acuh tak acuh, ia malahan pergi ke Toilet. Sepanjang jalan ia renungkan dibalik kejadian yang menimpa anaknya. Mungkinkah ada roh kecewa ? ( beberapa saat yang lalu Samuel dan ayahnya meminta Pdt. S. Yunus, agar Samuel di “ bersihkan “ tetapi beliau tidak bisa memenuhi permintaannya karena akan ke Rumah Sakit. )

Sesudah keluar dari toilet, Gideon melihat anaknya yang masih belum sadar, bahkan mulai menarik perhatian para pekerja di gereja dimana Samuel berkebaktian. Beberapa saat para pekerja menangani anaknya, dan Gideon hanya melihat dan memperhatikan dengan seksama bagaimana para pekerja menangani anaknya. Ia beberapa meter berdiri dari tubuh anaknya yang tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.

Doa dan tengkingan serta bahasa roh terdengar saat proses pelepasan dilakukan.
Seiring dengan proses doa yang terus dilakukan, Gideon merasakan bahwa perhatian pekerja sangat luar biasa besarnya. Mereka tidak pandang siapa didepan mereka, tetapi mereka lebih memandang bahwa didepan mereka tergolek lemah tak berdaya umat Tuhan yang menjadi asuhan mereka.

Tanpa disadari Gideon tiba-tiba teringat ketika masih berada di “ bahtera “ yang lama. Sangat berbeda dan memang beda. Kasih dan tanggung jawab mereka benar-benar bukan hanya sekedar slogan atau basa-basi, melainkan nyata mereka terapkan. Ini yang membuat Gideon sangat terharu dan semakin mantap. Inilah bahtera yang dipakai Tuhan untuk keselamatan jiwanya berikut seluruh keluarganya.

Apa yang terjadi pada Semuel, tidaklah membuat Gideon pusing dan gelisah. Tidak sama sekali. Justru Samuel sibuk dengan permohonan kepada Tuhan agar singkapkan apa maksud Tuhan mengijinkan Samuel dalam kondisi yang seperti ini. Apalagi kemudian beberapa kali disertai dengan tanda-tanda manifestasi dari kuasa kegelapan. Ada maksud Tuhan dibalik kejadian ini. Gideon sangat yakin dan yakin sekali.

Setengah jam hampir berlalu, dan Samuel masih belum sadarkan diri. Tiba-tiba kerumunan orang yang ada disekitar Samuel, berloncatan menjauh, karena Samuel tiba-tiba membuka mata dengan sinar mata yang tidak bersahabat atau bisa disebut liar, mulut nampak sesekali menyeringai, tanpa ekspresi dan tatapan kosong.

Beberapa kali pekerja menengking di dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan mengolesi dengan minyak urapan. Tidak ada perubahan yang berarti sampai berlangsung kira-kira 10 menit Samuel meminta alat tulis. Ia kemudian menuliskan sesuatu pada lembaran-lembaran kertas. Ia menulis dalam keadaan mata tertutup.

Isi tulisan itu cukup controversial itu pendapat Gideon dalam hati ketika membaca apa yang ditulis tangan anaknya. Tetapi Gideon tidak komentar apapun, biarlah Roh Kudus sendiri yang singkapkan apakah yang ditulis tangan anaknya benar-benar dari Tuhan atau salah satu bentuk tipu daya setan.

Menjelang pukul 21.00 Samuel sadar dan kemudian dengan sangat lancar ia mulai menceritakan kejadian yang dialami dan yang melatar belakanginya. Mereka yang ada disekitar Samuel menyimak kata demi kata dengan serius apa yang disampaikan Samuel. Gideon tidak tahu perasaan mereka, tetapi sekilas ia melihat bahwa sepertinya ini adalah sebuah fenomena baru yang perlu pengujian, apakah yang dihadapan mereka berasal dari Tuhan atau justru dari tipu daya hantu.

Apa kata mereka, bukan persoalan bagi Gideon, tetapi seperti yang sering dialami di rumah atau tempat-tempat yang lain, setiap kali menemui fenomena yang adikodrati, tidak serta merta menyimpulkan dan segera menarik garis lurus, melainkan perlu pergumulan yang mesra dengan pemilik kebenaran itu sendiri yaitu Tuhan Yesus Kristus. Karena hanya Dialah Kebenaran itu sendiri.

Beberapa waktu yang lalu Samuel menelepon ayahnya, menanyakan mengenai gereja di Serpong itu tepatnya dimana ? Ayahnya menjawab tidak tahu. Kemudian ia katakan :
“ Ada apa dengan gereja di Serpong ? “
“ Nggak, mbak Hana mau ikut kalau kita kesana ? “ jawab Samuel
“ Untuk apa kita ke sana ? Mencari Pdt. S. Yunus ? Untuk apa ? Ingat jangan mengandalkan manusia !!. Carilah Tuhan Yesus ! Jangan mencari manusia “
“ Yes, ! benar sekali, semula saya pikir papah sudah lupa bahwa kita tidak boleh mengandalkan manusia, melainkan hanya mengandalkan Tuhan saja “ jawab Samuel dengan gembira.
“ Itulah hikmat yang papa dapatkan kemarin ketika kamu tidak sadarkan diri “
“ Syukurlah kalau papah sudah mendapat hikmat dibalik kejadian Samuel kemarin di gereja.
“ Halleluya, terpujilah nama Tuhan Yesus Kristus.

Tinggalkan komentar