a. Tidak bisa melihat.

Sudah beberapa hari ini Samuel sering termenung, ia nampak memikirkan sesuatu. Beberapa kali Yulia mendekati anaknya menanyakan, apa yang Samuel risaukan. Kali ini Samuel tidak mau membuka diri, tidak mau menceriterakan apa yang membuat hatinya galau, bahkan cenderung menutup diri.

Rabu 6 April waktu itu kurang lebih pukul 10.00 pagi, Gideon mendapat khabar dari Yulia istrinya, diharapkan segera pulang, karena Samuel sakit. Dan tidak berlama-lama Gideon segera pulang ke rumah. Sesampai dirumah ia dapati Samuel sedang duduk di tempat tidur dengan wajah lelah, kusut dan sangat muram. Ketika Samuel tahu ayahnya datang, ia katakan, “ Pah, tolong lepaskan semua kuasa kegelapan yang ada di tubuh Samuel pah, “ katanya dengan tatapan sayu.

Gideon meminta Yulia agar mempersiapkan minyak urapan dan perjamuan kudus. Kemudian mereka bertiga, bersatu di dalam doa yang dipimpin oleh imam rumah tangga yaitu Gideon. Setelah mengucap syukur kepada Tuhan atas segala perkara yang mereka boleh alami, kemudian Gideon menggunakan otoritas Tuhan Yesus Kristus untuk menghardik, menghalau, mengikat, mematahkan, menghancurkan dan memerintahkan keluar segala kuasa apapun yang bukan berasal dari Tuhan Yesus Kristus, dan larangan untuk bermanifestasi.

Beberapa kali dari mulut Samuel keluar suara seperti menggeram, menolak keluar, baik dalam bahasa Indonesia maupun dengan bahasa Jawa. Kemudian ketika Gideon meminjam tongkat gembala Tuhan Yesus dan pukulan diarahkan ke tubuh Samuel, maka tubuhnya berusaha menghindari tiap-tiap pukulan.

Mata Rio terpejam, tetapi gerakan tubuhnya benar-benar menghindari pukulan tongkat gembala Tuhan Yesus Kristus, dan setiap kali pukulan tepat mengenai tubuhnya, keluar teriak kesakitan dari mulut Samuel. Dengan mata jasmani memang kelihatan aneh, seperti sebuah sandiwara, tetapi di alam roh, terasa dan benar-benar nyata, bagaimana roh-roh yang bukan dari Yesus Kristus sangat menderita akibat pukulan tongkat gembala Tuhan Yesus Kristus.

Kuasa kegelapan masih tetap membandel tidak mau pergi dari tubuh Samuel, beberapa kali masih menunjukkan keberadaannya. Masih menggeram dengan berbagai ancaman dan penolakan keluar dari tubuh Samuel.

Akhirnya dua kali Gideon meminta bom dan diledakkan di dalam tubuh Samuel, maka dengan teriakan kuat beberapa kali akhirnya Samuel membuka mata namun Gideon masih malihat matanya yang masih belum bersih, tetapi kondisi Gideon sudah demikian lelah, maka ia hentikan berdoa dan nyanyian peperangan.

Masih hari yang sama, pada pukul 23.00 ketika Gideon kembali dari SAT dan mampir ke kediaman PT, ia disambut Yulia dengan berita bahwa Samuel tidak bisa melihat. Gideon tidak segera memberi respon. Ia renungkan apa yang disampaikan istrinya, ia memohon hikmat dan makrifat dari Tuhan Yesus Kristus, fenomena apa yang kali ini Tuhan berikan kepadanya.

Siang tadi, demikian Yulia katakan pada suaminya, beberapa saat setelah suaminya kembali ke tempat pekerjaannya, Samuel kembali murung ~ sepertinya masih berada dalam sebuah belenggu, yang sulit diterima dengan akal. Beberapa kali Samuel bersikap bermusuhan dengan adik-adiknya sampai adik-adiknya ketakutan. Dan tiba-tiba matanya buram tidak bisa melihat dengan jelas, bahkan sulit dibuka.

Setelah Gideon berganti pakaian dan minum beberapa teguk air putih yang disediakan istrinya, iapun menemui Samuel yang terbaring di sebuah tempat tidur bamboo. Samuel bertanya perlahan, “ Siapa di situ ?” dan ayahnya menjawab, “ papa “
Kemudian Gideon menarik sebuah kursi dan ditempatkan persis di depan Samuel yang saat itu sedang duduk dalam kondisi mata tidak bisa melihat.

Yulia juga bergegas ke kamar dimana Samuel berada, duduk dikursi sebelah suaminya. Tidak lama kemudian Gideon sampaikan apa yang ada didalam hatinya yang ia yakini berasal Roh Kudus sendiri, Ia katakan, “ Samuel,.. apa yang terjadi, apa yang kamu alami adalah bagian dari teguran Tuhan, Tuhan mengasihimu, maka Tuhan menegurmu, menghajarmu, membutakan matamu. Tuhan pernah mengatakan lebih baik kamu tidak punya kaki tetapi kamu masuk sorga, daripada kakimu lengkap tetapi masuk neraka.

Lebih baik tanganmu tidak ada tetapi masuk sorga, dari pada tanganmu lengkap tetapi masuk neraka. Lebih baik matamu tidak ada tetapi masuk sorga, daripada matamu lengkap tetapi akan membawamu ke neraka. “

“ Samuel ingat pah, “ jawab anaknya pasrah.
“ Papah tidak bisa membuat matamu melihat kembali “ jawab ayahnya, kemudian, “
hanya Tuhan Yesus sendiri yang bisa menjamah matamu agar kembali melihat
dengan jelas “

Samuel nampak sangat terpukul dengan kondisi matanya yang tetap tidak bisa diguna-kan lagi.

Kemudian Gideon menceriterakan kisah Saulus ketika dibutakan matanya oleh Tuhan Yesus. Dan akhirnya Saulus bertobat. Ya sungguh-sungguh bertobat, dan akhirnya melalui seorang hamba Allah, matanya kembali terbuka dan bisa melihat kembali.

“ Bertobatlah sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mohon ampun atas dosa yang selama ini kamu lakukan. Tuhan melihat hatimu, Tuhan sangat tahu apa yang kamu lakukan selama ini, bahkan yang ada dalam pikiranmu Tuhan sangat mengetahui. Hanya satu jalan, bertobatlah sungguh-sungguh. Tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan, papa dan mamamu bisa kau kelabuhi, bisa kau bohongi, tetapi Tuhan tidak bisa. Tuhan Maha Tahu, tahu segala-galanya “

“ Saat kamu benar-benar bertobat, saat itulah Tuhan akan jamah matamu, dan percayalah bahwa matamu akan kembali normal. Saat ini mata jasmanimu memang tidak bisa melihat dengan baik, tetapi mata hatimu bisa kau arahkan kepada Tuhan Yesus yang sudah menebusmu di kayu salib. Renungkanlah kebaikan Tuhan selama ini, renungkanlah kasih Tuhan selama ini, dan renungkanlah bagaimana pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. “

Tidak lama sesudah itu Gideon tinggalkan anaknya di dalam kamar sendiri, menuju ruang makan. Ia merasa lapar, baru ia ingat bahwa perutnya belum di isi nasi, ia belum makan malam. Segera ia ambil piring dan di isi dengan nasi secukupnya. Dengan lauk tahu goreng dan sambal, ia rasakan enak sekali. Sambil menikmati makan malam, ia tetap perhatikan Samuel. Nampak Samuel merayap perlahan bangkit berdiri, dengan tangannya maju kedepan ia melangkah perlahan menuju ke ruang tengah. Duduk disebelah dimana ayahnya sedang makan malam. Ia ceritakan kelakuannya selama ini yang sepertinya tidak diperkenankan Tuhan. Ia lakukan semacam pengakuan “ dosa “ di depan ayahnya.

Suap terakhir habis ditelan, Gideon bergegas meletakkan piring kotornya di tempat cucian piring. Saat kembali ke ruang tengah, ia lihat anaknya sedang berlutut, berdoa kepada Tuhan, entah apa yang disampaikan kepada Tuhan. Saat itu hampir tengah malam, setelah Samuel selesai berdoa, ia merayap berjalan menuju kamar mandi. Tidak lama sesudah Samuel selesai dengan urusannya di kamar mandi, kembali merayap dari dinding kedinding, kemudian bupet di ruang tamu, dan ketika tepat di ruang tamu tiba-tiba berdiri tegak dengan telapak tangan kanan terbuka diangkat keatas. Gideon perhatikan dengan seksama apa yang dialami anaknya.

Tangan terbuka yang terangkat tiba-tiba bergetar dengan kuat, terus bergetar sampai kurang lebih 5 menit berlalu, tiba-tiba tubuh Samuel limbung dan jatuh dengan bertumpu pada kedua lututnya. Sehingga nampak dari berdiri langsung berlutut dengan tangan tetap bergetar. Dan tidak lama kemudian tergolek lemah di sisi meja tamu dengan posisi tidur melingkar menelungkup.

Saat jatuh berlutut menimbulkan suara yang cukup keras, sehingga Yulia yang tengah membuat nasi goreng untuk Samuel, bertanya dengan nada khawatir. “ Ada apa dengan Samuel “

“ Stt,.. tidak ada masalah “ jawab suaminya perlahan, kemudian ia katakan lebih
lanjut, “ Samuel sedang dijamah Tuhan “

Belum sampai 10 menit berlangsung, tiba-tiba Samuel bangkit berdiri dengan mata terbuka sambil matanya menatap berkeliling sambil berkata, “ Yesus kemana ?, dimana Yesus ?, tadi ada disini ! Tadi Samuel ditemui Tuhan Yesus, dan mengatakan kepada Samuel, agar benar-benar bertobat. Tuhan Yesus sudah urapi Samuel sehingga bisa melihat kembali “.

Gideon dan Yulia saling pandang sepertinya hati mereka yang berbicara. Bersyukur dan hanya bersyukur kepada Tuhan Yesus bahwa sangat nyata Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan mereka. Terpujilah nama Tuhan. Haleluya

Saat masing-masing akan istirahat, Samuel sempat mengatakan kepada ayahnya bahwa roh yang menguasai Samuel siang tadi adalah langsung Lucifer. Tetapi ayahnya katakan, bahwa siapapun mereka, mereka sudah dikalahkan Tuhan Yesus Kristus di kayu salib, mereka tidak berhak menempati tubuh Samuel kapanpun.

Tiada yang mustahil bagi Tuhan,.. ikuti terus kisah ini.

Tuhan Yesus memberkati.

Tinggalkan komentar