f. Kelakuan setan,..

Beberapa kali diadakan pertemuan dengan kawan-kawan SAT yang rindu melayani Tuhan. Program jangka pendek untuk dibahas adalah rencana ke Jawa Tengah, tepatnya di Kebumen, Solo dan juga Klaten. Dalam rangka persiapan itulah berkumpul beberapa orang yang merasa terpanggil ambil bagian dalam pelayanan yang dimaksud.

Pemerhati utama adalah dr. Budi berikut istri, di dukung oleh ibu Rut, ibu Ratna dan suaminya yaitu mas Kris, juga ibu Anne dan Ivone sahabatnya, Ibu Reni serta terakhir Gideon AS.

Pergumulan demi pergumulan mulai mewarnai setiap pertemuan, bahkan Roh Kudus beberapa kali meneguhkan agar jangan bimbang dan ragu, jangan lagi khawatir akan kehidupan mereka karena Dia akan mencukupi segala keperluan yang dibutuhkan. Tuhan Yesus Kristus tahu pergumulan setiap orang yang melayaniNya, Dia tahu apa yang diperlukan milik-Nya. Tuhan Yesus mau hati yang sungguh-sungguh mau melayani Dia.

Beberapa kali dalam sebuah rangkaian doa, nubuat serta penglihatan dinyatakan ditengah-tengah mereka. Satu dengan yang lain berbeda saling melengkapi, meneguhkan dan juga memberikan peringatan. Dr. Budi beberapa kali mengingatkan kepada mereka yang hadir, bahwa pelayanan ini bukanlah pelayanan biasa-biasa saja melainkan pelayanan yang sangat serius, karena yang dihadapi bukan lagi tingkatan yang rendah melainkan sudah tingkat tinggi. 

Dan memang sangat dirasakan dalam persiapan awalnya, di mana di awali dengan doa dan puasa setiap anggota team beberapa minggu sebelumnya. Mereka bergumul dengan sungguh-sungguh agar Roh Kudus sendiri menuntun langkah mereka. Mereka sadar bahwa hanya Tuhan yang memampukan mereka melakukan segala perkara.

Beberapa orang sudah mulai merasakan adanya “ terror “ dari kekuatan kuasa kegelapan. Ada yang merasa demikian rapuh sehingga mudah sekali patah semangat. Ada yang terbelit dengan kesulitan ekonomi, ada yang dihadapkan dengan keragu-raguan sehingga nampak setengah hati di dalam melangkah. Dan ada juga yang di dera dengan berbagai kesulitan dan permasalahan justru dari orang-orang dekatnya.

Beberapa hari sebelum berangkat, Gideon AS dihadapkan pada kondisi dimana Samuel R kembali manifestasi. Yang terjadi kali ini cukup unik, dimana Samuel R terkadang dipakai oleh kuasa kegelapan baik melalui suara maupun tata geraknya, dan terkadang dipakai roh dirinya sendiri juga nampak dari suara dan perilakunya. Bisa dikatakan mirip seperti “ dalang “ dalam pewayangan. Peristiwa itu terjadi setelah selesai doa dan penyembahan yang Gideon AS lakukan malam hari menjelang tidur.

“ Kiprah “ Samuel R pada peristiwa itu diawali ketika memakan roti perjamuan dan juga anggur perjamuan kudus. Ketika tangan memasukan perjamuan kudus kedalam mulutnya, seperti membentur dinding kaca yang melapisi mulutnya. Mulut ternganga siap menerima perjamuan kudus, tetapi perjamuan kudus tidak bisa masuk kedalam mulutnya. Samuel R nampak mengerahkan tenaga untuk memasukkan perjamuan kudus kedalam mulutnya. Ketika Gideon AS melihat apa yang terjadi pada anaknya, segera menopang tangan anaknya, membantu memasukkan perjamuan kudus kedalam mulutnya.

Setelah memakan tubuh Yesus Kristus dan juga meminum darah Yesus serta meminum sedikit minyak urapan, Samuel R segera tepekur dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Beberapa menit kemudian mata Samuel R terbuka, namun tatapan matanya liar. Gideon AS segera mengenali bahwa ada kuasa kegelapan dibalik tatapan mata anaknya. Namun Gideon AS tidak lakukan apa-apa selain menunggu dan memperhatikan perkembangan Samuel R.

“ Samuel ( nama baptis Samuel R ) ,.. kamu kurang ajar,.. apa yang kamu lakukan sehingga aku menjadi kepanasan ? “ terdengar suara dari mulut Samuel R.

“  Diam kamu,.. aku perintahkan kamu keluar dari tubuhku, sebelum aku bakar dengan api Roh Kudus “ jawab suara yang juga dari mulut Samuel R.

“ Tidak Samuel,.. kamu milikku,.. kembalilah padaku,.. aduh panas,.. panas kamu apakan aku Samuel ? ! “

“ Kalau kamu tidak mau keluar,. Kamu akan aku bakar terus dengan api Roh Kudus “

“ Tidak Samuel,.. kamu apakan aku aduh panas,.. panas,.. awas kamu Samuel,… awas kamu,.. “

Kemudian Samuel R kembali pada kondisi mata terpejam dan diam. Beberapa saat kemudian Samuel R merebahkan diri di lantai dengan memeluk bantal dan posisi tengkurep. Sedikit Samuel R mengangkat kepala, tetap tutup mata namun dari mulutnya terdengar suara berat yang menggeram. Gideon AS dan Yulia P memperhatikan apa yang terjadi pada Samuel R anaknya.

“ Samuel,.. kamu kurang ajar. Aku tahu tempatku akan di acak-acak lagi. Kamu dengar Samuel,.. aku tidak rela,.. aku tidak rela “ terdengar suara berat dari mulut Samuel R.

“ Katakan siapa kamu “ Tanya Gideon AS yang duduk bersila disamping kepala Samuel R.

“ Utusan Ratu pantai Selatan “

“ Ada urusan apa kamu datang dan masuk pada tubuh anak saya ? “ Tanya Gideon AS.

“ Kenapa kalian selalu mengusik wilayahku ? “ terdengar suara berat dari mulut Samuel R.

“ Diam kamu !! “ bentak suara asli  Samuel R dengan suara lantang.

“ Tinggalkan tubuh anak ini “ dengan tenang Gideon AS memerintahkan agar utusan Ratu pantai Selatan meninggalkan tubuh anaknya.

“ Tidak,.. saya tidak mau. Hayo saya tidak  takut,… mana Yesusmu, mana ? “ 

“ Sekali lagi saya perntahkan kamu keluar dari tubuh Samuel R di dalam nama Tuhan Yesus Kristus ! “ suara Gideon AS mulai tegas dan sedikit keras.

“  Tidak,. Saya tidak mau,.. ayo Samuel kamu ikut saya,…. Aduh Samuel,.. kenapa aku semakin kepanasan, aduh kamu kurang ajar Samuel,.. aduh panas,.. panas,.. panas kamu kurang ajar Samuel ! “

“ Ayo lekas tinggalkan tubuhku, Ayo Roh Kudus terus bakar,.. terus bakar,.. bakar “

“ Aduh panas, panas, panas,… jangan Samuel, kamu apakan aku “

“ Tinggalkan tubuh Samuel R di dalam nama Tuhan Yesus Kristus “ teriak Gideon AS mulai gemas.

“ Tidak,.. saya tidak mau “

Kemudian Gideon AS segera berdoa kepada Tuhan Yesus agar mengirimkan malaikat Mikhael untuk membawa setan yang membandel tidak mau keluar dari tubuh Samuel R. Tidak lama kemudian terdengar teriakan dari mulut Samuel R.

“ Ampun malaikat Mikhael,… jangan malaikat Mikhael,.. ya,.. ya,.. saya akan segera tinggalkan anak ini “

Dan berbareng dengan itu tubuh Samuel R segera lunglai. Beberapa saat kemudian Samuel R sadar dan segera duduk disamping kedua orang tuanya. Beberapa kali menghela nafas panjang, bergantian menatap papanya dan juga mamanya dibarengi dengan senyum khasnya.

Senin 12 Desember 2005 pukul 23.00  dua mobil meningggalkan kawasan Wisma Asri menuju ke Kebumen dan juga ke tempat-tempat lainnya. Dalam perjalanan di penuhi dengan puji-pujian dan juga penyembahan disamping juga beberapa kelakar yang segar sehingga suasana menjadi senantiasa hidup dan dipenuhi dengan sukacita.

Saat-saat seperti itulah yang membuat  mereka semakin dekat dan akrab, saling mengisahkan kejadian demi kejadian terkhusus proses bagaimana mereka di jamah Tuhan, bagaimana mereka ditangkap Tuhan, bagaimana mereka akhirnya mengambil langkah iman terjun menjadi sosok yang siap melayani Tuhan, siap berkorban bagi Tuhan, siap menyerahkan seluruh tubuh jiwa dan rohnya kepada Tuhan, siap di bentuk Tuhan dengan satu motivasi yaitu mengasihi Tuhan Yesus Kristus yang telah dahulu mengasihi mereka.

Badai dan topan silih berganti menerpa kehidupan mereka. Suka dan duka mereka alami, bahkan tidak terhitung lagi berapa banyak air mata yang tertumpah membasahi kehidupan demi kehidupan. Ada yang dibentuk melalui kesulitan ekonomi, ada yang dibentuk melalui anak-anaknya, ada juga yang dibentuk melalui latar belakang pasangan hidupnya yang berbeda iman dan ada juga yang dibentuk secara adikodrati. Tuhan ternyata membentuk anak-anak yang dikasihi-Nya dengan cara-cara yang beraneka ragam. Suka-suka Tuhan demikian pernah terlontar ungkapan dari seorang hamba Tuhan.

Waktu terus bergulir dan matahari mulai menyinarkan terangnya. Cirebon telah jauh di lalui, dan ketika akan memasuki kota Semarang, mobil yang pertama dimana ada dr. Budi, akan lebih dahulu menuju Sragen untuk menjemput hamba Tuhan yang biasa mereka panggil mas Yokanan atau mas Yo, dan mobil yang satunya lagi langsung ke Kebumen melalui Temanggung.

Kurang lebih pukul 11.00 akhirnya mereka yang ke Kebumen sampai di tempat yang dituju yaitu di rumah ibu Rut. Mereka disambut dengan sikap khas keramahan mereka. Sebagian mereka melepas lelah di tempat apa adanya, sebagian lagi mulai mempersiapkan aktivitas pelayanan sesuai dengan jadual yang mereka sudah susun.

Kurang lebih pukul 18.00 terjadual melayani gabungan beberapa gereja di wilayah Karanganyar.  Pembawa firman direncanakan dibawakan oleh dr. Budi, namun ketika dikonfirmasi kepada yang bersangkutan waktu itu masih ada di Jogjakarta, sedangkan waktu sudah tinggal 2 jam lagi dimulai pelayanan. Ibu Rut sebagai sutradara waktu itu nampak gelisah karena waktu sudah semakin dekat tetapi dr. Budi belum sampai juga.

Dalam pergumulannya Ibu Rut  menunjuk Gideon AS sebagai pengganti dr. Budi membawakan firman Tuhan di Karanganyar. Gideon AS yang waktu itu baru bangun dari tidurnya yang sangat nyenyak mengangguk perlahan dan ucapan ya secara spontan meluncur dari mulutnya. Seraut kelegaan terpancar dari wajah ibu Rut. Gideon AS mengerti apa yang bergolak dalam perasaan ibu Rut.

Demikianlah maka pukul 17.00 ibu Rut bersama beberapa kawannya meluncur ke Karanganyar dengan hati bersuka cita sekalipun dr. Budi tidak ada diantara mereka. Tuhan ada di hati mereka, Yesus ada di kehidupan mereka, Roh Kudus menuntun langkah mereka itulah yang mereka yakini dan juga mereka imani, sehingga dari wajah mereka yang bergerak saat itu hanya ada sukacita, mereka berbahagia ketika mereka mendapat kesempatan melayani Tuhan sekalipun di tempat yang terpencil.

Apa yang terjadi seputar pelayanan, tersimpan dalam hati mereka masing-masing. Satu hal mereka ungkapkan adalah pengakuan yang tulus bahwa Tuhan menyertai langkah mereka, Tuhan sungguh luar biasa, Tuhan demikian baik, Tuhan tidak pernah mempermalukan milik-Nya. Dan kebahagiaan mereka menjadi lebih lengkap ketika seorang pria yang telah renta bersama-sama dengan mereka dalam satu kendaraan. Ia diantar pulang sampai kerumah, ia meminta team mendoakan istrinya yang sedang sakit di rumah.

Apa yang mereka lihat dan rasakan di rumah pria yang sudah renta ini sungguh menggugah hati mereka.

Seorang wanita yang juga renta dengan tubuh kurus menggendong seorang anak kecil yang senantiasa menangis di dalam dekapan tangannya yang kecil bagaikan tulang terbungkus kulit.

Di sela-sela tangisan anak kecil itu, pria tua yang sudah renta itu menjelaskan siapakah anak kecil itu, yang ternyata keponakannya yang ditinggal pergi kedua orang tuanya merantau di negeri orang.

Gideon AS merasakan adanya suasana magis di sekitar ia berdiri, demikian pula beberapa kawannya mulai merasakan hal yang sama, maka atas seijin tuan rumah mulai mereka mengurapi beberapa bagian rumah termasuk kamar-kamar pribadi mereka. Setelah itu mereka lakukan perbincangan dan juga konseling kilat, dan kemudian mereka mohon diri.

Kurang lebih pukul 22.00 mereka sampai di rumah ibu Rut, dan ternyata rombongan yang lainnya juga sudah sampai bersama mas Yokanan yang membawa ke dua orang murid didiknya. Maka suasana menjadi bertambah hangat sekalipun kondisi fisik demikian lelah. Ada kerinduan diantara mereka khususnya kepada mas Yokanan yang senantiasa menebar senyumnya yang khas. Menjelang tengah malam barulah masing-masing menuju ke tempat peristirahatan.

Kegiatan hari berikutnya di isi dengan kebaktian keluarga, di kemas bersama perayaan Natal keluarga yang di akhiri dengan tanya jawab khususnya yang berkaitan dengan keinginan mereka membentuk menara doa yang dirindukan oleh beberapa anggota keluarga. Pada kesempatan ini dr. Budi menjelaskan persyaratan untuk menjadi pendoa syafaat serta menjawab beberapa pertanyaan dari beberapa orang.

Ada peristiwa menarik yang terjadi pada hari itu, dimana seorang remaja putri mengalami gangguan kejiwaan. Setelah dibawa ke rumah ibu Rut  bersama ibunya, dan di doakan oleh hamba-hamba Tuhan beserta dengan team, justru terkuak bahwa ibu anak itu telah melibatkan dirinya dengan kuasa-kuasa kegelapan, bahkan anak perempuannya juga sampai diberikan air minum yang di doakan oleh dukun serta mengalami proses mandi kembang.

Ayah remaja putri inipun belum bertobat. Beberapa “ pengakuan “ remaja putri ini cukup mengagetkan, bagaimana ia beberapa kali menyebut dirinya dituduh free sex, serta menyebutkan beberapa nama kawan-kawan dekatnya. Namun sampai waktu cukup lama remaja ini tetap ada dalam kondisi semula, yang selalu berbicara tidak karuan, bicara tentang kerusakan moral yang sangat memalukan.

Justru ketika ibu remaja ini di konseling dan di doakan, ia “ tumbang “ dan meluncur pengakuan demi pengakuan perilaku yang diperbuatnya yang menyimpang dari kebenaran yang hakiki. Sedangkan putrinya tidak nampak adanya perubahan yang signifikan.

Mengapa ia tidak dijamah Tuhan dan disembuhkan, mas Yokanan menjelaskan bahwa ia seperti itu bukan karena kemasukan kuasa kegelapan, tetapi akibat depresi berat. Mengapa Tuhan tidak memulihkan depresinya, itu rahasia Tuhan, namun Tuhan memiliki rancangan khusus bagi kedua orang tuanya, sehingga Tuhan ijinkan itu terjadi.

Seorang mahasiswa STT smester 6 yang sedang KKN di Gereja Isa Almasih, Tomy namanya, ikut dalam pelayanan sebagai pemain Kyboard. Ia lihat dan rasakan bagaimana Tuhan menjamah team secara luar biasa demikian ia sampaikan pada Gideon AS. Urapannya demikian dahsyat, doa-doa yang disampaikan kepada Tuhan, nyanyian dan penyembahannya sangat berbeda dengan gereja-geraja lain yang pernah ia alami. Inilah yang saya cari dan rindukan demikian Tomy kembali berujar.

Setelah acara selesai, rombongan segera mempersiapkan diri melanjutkan perjalanan ke Klaten. Sukacita tergambar jelas pada wajah-wajah baik yang akan segera pergi, maupun yang akan ditinggalkan. Demikianlah akhirnya dua mobil beriringan membelah gelapnya malam yang diwarnai dengan hujan rintik-rintik. Mereka melalui jalan Daendeles, menyusuri pinggiran wilayah pantai selatan. Kendaraan yang dipercayakan Gideon AS untuk membawanya beberapa kali mengalami goncangan akibat roda masuk lubang cukup besar. Tetapi yang luar biasa adalah ketika itu terjadi tidak ada ucapan terkejut, kaget atau apapun yang keluar dari mulut penumpang, mereka tetap tenggelam dalam penyembahan dan pujian sepanjang jalan.  Hampir tengah malam barulah mereka sampai ditempat tujuan. Tidak lama kemudian setelah bertemu dengan tuan rumah dan sedikit berbincang-bincang tibalah saat yang mereka tunggu yaitu istirahat.

Demikianlah mereka menikmati istirahat dengan sebaik-baiknya. Meskipun demikian ada juga kelakar yang membuat gaduh karena tertawa, namun satu demi satu gelak tawa berubah menjadi dengkuran. Posisi tidur memang sangat memungkinkan untuk masing-masing mendengar dengkuran karena tempatnya terbuka. Baru pada ketika pagi tiba segera pecah gelak tawa yang disebabkan rekaman gambar dan bunyi gas yang diambil ketika mereka dalam kondisi tidur. Tentu tujuannya tidak lebih dari pada iseng, dan sekaligus memberikan bukti otentik atas dengkuran seseorang. Oh,… ternyata saat saya tidur saya mendengkur tch,.. demikian pengakuan salah seorang yang terekam gambarnya sedang mendengkur.

Hari itu ada kegiatan ibadah keluarga di Solo, sehingga team mempersiapkan diri untuk kegiatan tersebut. Di awali dengan doa pelepasan seorang ibu dan anak ragilnya, dilanjutkan dengan pengurapan rumah berikut isinya. Dan menjelang pukul 19.00 mulai berkumpul jemaat yang di undang pada kebaktian keluarga tersebut. Kebaktian berjalan dengan suasana agak kaku dan pincang, karena gaya pembawa acara adalah aliran kharismatik, sedangkan umat yang berkumpul bukan dari aliran kharismatik, sehingga timbul kekakuan. Sungguhpun demikian sukacita tetap nampak pada setiap yang datang.

Setelah dr. Budi membawakan firman dan juga kesaksian proses saat dirinya di bentuk Tuhan, kemudian dilanjutkan dengan “ undangan “ untuk yang terbeban memerlukan pelepasan. Beberapa orang menyediakan dirinya di doakan oleh team yang memang sudah siap sedia.

Demikianlah acara demi acara berlalu, sampai akhirnya setelah tuan rumah menyediakan makan malam, mereka anggota team mohon diri kembali ke Klaten.  Ada beragam pendapat mengenai pelayanan di Solo kali ini. Dan dr. Budi sempat memberikan pendapat yang sifatnya membangun dan membenahi segala sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, yang tidak tertutup kemungkinan membuat batu sandungan.

Ke esokan harinya terjadual mengisi Kebaktian untuk kaum remaja. Di salah satu gereja yang cukup besar di daerah Klaten. Hari Minggu pagi pukul 06.00  juga mengisi untuk kebaktian umum di tempat yang sama, dilanjutkan di cabang gereja tersebut pada pukul 10.00 . Sedangkan sore harinya ada kebaktian sore masih ditempat yang sama.

Dalam rangkaian KKR yang dikemas oleh team bekerja sama dengan pemain musik gereja setempat, terjadi kebangunan rokhani yang luar biasa. Ketika kebaktian remaja dan diadakan altar call, banyak yang berani maju kedepan, satu demi satu tumbang kena urapan Roh Kudus. Tangis dan isakan bahkan histeris memenuhi ruangan gereja. Anggota team yang memang sudah dipersiapkan berdoa untuk menguatkan mereka yang tumbang satu demi satu.

Pada kesempatan itu ada seorang pria yang bukan lagi remaja, tetapi tergerak hatinya untuk maju di doakan. Ketika itu terjadi, segera nampak perubahan dalam sikap dan raut wajahnya. Beberapa otot wajah dan otot leher menegang, demikian juga dengan otot di kedua tangannya. Satu tangan meregang memanjang dan tangan yang satunya lagi dalam sikap mencengkeram, seperti sedang mempersiapkan sebuah serangan.

Dari tangan yang menegang kemudian membuat gerakan memutar dengan cepat dan berulang-ulang, sedangkan dari mulutnya membentuk huruf  O dengan nafas terengah-engah, setelah itu ia rebah ke belakang diterima oleh team yang segera membantu menurunkan perlahan, dan segera terlentang di lantai tetapi tetap dalam kondisi meregang. Begitu mulut kembali membentuk huruf O segera di isi dengan minyak urapan. Tidak lama kemudian dr. Budi meluruskan tangan yang satunya lagi.

Mas Yokanan yang juga bekas murid ratu pantai selatan, ternyata mengenali roh apa yang ada di dalam orang itu, sehingga dengan serta merta mengusir roh ratu pantai selatan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dan,.. dari tangan orang itu mengalir suatu roh kuasa kegelapan keluar dari tangannya, demikian pula dengan tangan yang berikutnya lagi. Beberapa saat kemudian ia menjadi lemah dan lunglai, perlahan-lahan membuka mata dan berusaha bangun.

Saat ia berhasil berdiri segera memberikan tangannya dengan ucapan terima kasih kepada hamba-hamba Tuhan yang berdiri disekitar keberadaannya. Kembali terbukti Yesus Kristus begitu dahsyat luar biasa. Orang itu yang semula memiliki ilmu dari ratu pantai selatan, yang selama ini dikenal sebagai seorang pendekar, akhirnya bertekuk lutut di hadapan Tuhan Yesus Kristus. Terpujilah nama Tuhan Yesus.

Untuk kebaktian pagi hari ke esokan harinya lebih banyak lagi yang maju untuk altar call. Dari berbagai lapisan datang kedepan. Banyak mereka dengan akar pahit dilepaskan dari beban yang selama ini menghimpit, mereka yang bergumul dengan berbagai persoalan dan permasalahan begitu pasrah dengan kebaikan Tuhan, dan akhirnya mereka sadari bahwa Yesus Kristus mampu melepaskan semua persoalan yang mereka hadapi. Satu demi satu tumbang berjatuhan tidak mampu bertahan menerima jamahan Roh Kudus yang dahsyat luar biasa.

Demikian pula kebaktian pada sore harinya, beberapa orang menerima jamahan Roh Kudus sehingga ada yang tidak kuat lagi tahan berdiri. Nama Tuhan Yesus Kristus demikian dahsyat. Nama yang sanggup mengorek relung hati yang paling dalam sehingga sanggup menghancurkan hati seseorang khususnya mereka yang bersedia membuka hati untuk Tuhan Yesus Kristus.

Tinggalkan komentar