a. Teror,..

Setelah acara hari pertama selesai, panitia kembali ke pos utama yaitu di rumah ibu Rut di daerah Jerukagung, Kecamatan Klirong. Dan pada malam itu juga dilakukan pembagian tugas untuk hamba-hamba Tuhan dari panitia KKR yang akan berkhotbah di gereja setempat.  Beberapa saat saling bercerita tentang berbagai hal diselingi dengan gelak tawa yang spontan terjadi diantara mereka. Lelah dan letih seakan tidak lagi menjadi penghalang karena suka cita yang mereka rasakan jauh lebih besar dari pada lelah yang mereka rasakan. Benar-benar terjadi kesatuan hati, visi dan misi. Kisah yang satu menguatkan yang lain, benar-benar satu team yang solid. Saling berbagi pengalaman dan berbagi sukacita.

Mas Yo, sekalipun masih relatif muda tetapi mendapat perhatian khusus dari anggota team yang lain karena perubahan drastis dalam hidupnya, kesaksian kehidupannya dan berbagai kiprah yang telah dan yang akan dilakukannya. Ia sampaikan ketika mendapat karunia memory otaknya yang sangat mudah menghafal Alkitab. Tetapi karunia itu membuat dirinya menjadi sombong sehingga Tuhan tegur dan mencabut karunia itu, andaikan karunia itu tidak dicabut, maka saya kalau khotbah tidak perlu membawa alkitab karena memang saya bisa hafalkan. Tetapi karena suatu ketika saya meremehkan seorang pendeta, maka Tuhan mencabut  karunia itu di dalam diri saya, agar saya memiliki kerendahan hati demikian mas Yo menuturkan.

Dr. Budi juga memiliki kesaksian yang luar biasa dalam proses pertobatannya. Ia ditangkap Tuhan setelah 12 tahun bergumul dengan luar biasa. Profesi dokter dilepaskannya, demi bisa melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Sekalipun ia telah dibuang kedua orang tuanya karena keluar dari keyakinan awalnya, tetapi ia tidak ambil peduli. Memang kedua orang tuanya sudah haji/hajah, sedangkan kakeknya adalah pemilik sebuah pesantren, sehingga kedua orang tuanya sangat marah ketika tahu bahwa anaknya menjadi pengikut Isa Almasih. Namun apapun yang terjadi, dr. Budi sudah menyerahkan seluruh kehidupannya pada pekerjaan Tuhan untuk memenangkan banyak jiwa.

Ketika ia belum bertobat, ia pernah katakan pada istrinya yang memang seorang pengikut Kristus yang setia : “ sampai matipun jangan harap aku menjadi Kristen “  katanya. Tetapi sang istri bawa kata-kata suaminya ke hadirat Tuhan.

“ Tangkap dia Tuhan !! “ teriak istrinya kepada Tuhan ketika berdoa di dalam kamar yang terkunci. Sampai akhirnya seiring dengan berjalannya waktu, Tuhan ulurkan tangannya untuk membentuk suaminya menjadi hamba Tuhan.

Ia pernah dibedah oleh dua orang malaikat yang mendatangi ketika ia selesai ber-zikir. Malaikat itu hanya menggunakan ujung jari ketika membongkar rongga dada sampai ke pusar. Ia lihat bagaimana rongga dadanya menganga sehingga nampak jantungnya yang berdegup, paru-parunya yang kembang kempis menarik nafas dan mengeluarkan nafas, ia lihat isi perutnya. Kemudian malaikat itu mengambil sesuatu yang menyerupai agar-agar dari dalam tubuhnya seperti mencabut tanaman dari dalam tanah. Setelah itu ia rebah karena kekuatannya hilang seketika. Berbagai ilmu kebatinan ia pelajari termasuk ilmu akhirat, tetapi saat itu lenyap semua.

Dan ketika tubuh yang sudah tidak berdaya hampir menyentuh lantai serta merta kedua malaikat menyentuh tubuhnya dan saat itu ia merasakan ada kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya. Dan sungguh luar biasa, tenaganya menjadi pulih bahkan ia merasakan lebih kuat dari pada semula. Kemudian oleh malaikat itu rongga dada yang masih terbuka dirapatkan pada kedua sisinya dan di usap dengan tangan, dan ajaib luka bekas dibedah menyatu kembali tanpa di jahit. Tidak lama sesudah itu malaikat itupun mohon diri setelah menunaikan tugasnya.

Malam semakin larut, dan tiba saat istirahat.

Pagi-pagi sekali berkemas mengikuti kebaktian pada gereja setempat sesuai dengan jadual dan tempat yang ditentukan. Satu team mengkuti kebaktian di GKJ Karangglonggong – Klirong, dan team yang lainnya ke tempat yang berbeda. Tentunya team KKR yang datang harus mengikuti aturan ataupun liturgy pada gereja yang di datangi. Dan dr. Budi diminta khotbah di gereja tersebut yang mengambil firman dari Lukas 10 : 17-20.

Setelah secara liturgy selesai, dilanjutkan dengan berdoa untuk mereka yang sakit. Yang minta di doakan cukup banyak kurang lebih 12 orang. Ada yang sakit gula dan timbul gangren, ada juga yang tidak bisa berdiri, apalagi berjalan, ada yang mengalami kepahitan hidup yang luar biasa, ada yang anak-anaknya sering bertengkar dan tidak ada kerukunan, dan berbagai kasus yang lain.  Seorang laki-laki berumur kurang lebih 30 tahun, ketika dr. Budi berdoa baginya, nampak cucuran air mata satu-demi satu jatuh ke pangkuannya, hatinya benar-benar menjadi hancur dan merasakan betapa kasih Tuhan Yesus sanggup mengubah kehidupannya. Puji Tuhan banyak mujizat terjadi.

Menjelang tengah hari, acara selesai, namun dilanjutkan pada gereja yang lain yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi yang pertama. Ketika sampai di tempat yang dituju, kebaktian baru saja selesai, sehingga mereka hanya minta didoakan agar berbagai kesulitan yang mereka hadapi selama ini Tuhan selesaikan.

Dari berbagai persoalan yang mereka hadapi, ada yang meminta agar kuliah anaknya segera bisa selesai, ada yang meminta agar anaknya yang sudah berumah tangga sudah 10 tahun, bisa memiliki anak, ada yang menderita penyakit strok. Ada juga yang bekas dalang sehingga ketika di doakan mengadakan perlawanan secara rokhani. Ibu Rut yang selama ini mengaku tidak bisa berdoa, saat itu mendapat curahan Roh Kudus yang luar biasa, sehingga tangannya seperti seorang pendeta yang dalam posisi menghancurkan kuasa kegelapan. Setelah jemaat mendengarkan beberapa kesaksian dari panitia KKR yang datang, dan juga penjelasan bahwa akan berkunjung ke gereja yang lain lagi, maka rombongan mohon diri.

Dalam perjalanan pulang berpapasan dengan Samuel  dan Amos serta kawan-kawannya. Saat itu tidak diketahui, akan kemana mereka. Baru ketika sampai dirumah diberitahu bahwa mereka ke pantai selatan. Saat itulah jantung Gideon  berdegup lebih kencang. Ia menjadi gusar dan menjadi tidak tenang. Ia ingat ancaman kuasa-kuasa kegelapan ketika dirumah beberapa waktu yang lampau bagaimana ia akan menghancurkan Samuel ketika berada dalam pelayanan di Kebumen. Dan segera Gideon lipatkan tangan dan tundukkan kepala berdoa kepada Tuhan, memohon perlindungan khususnya bagi Samuel anaknya. Setelah itu baru kembali merasa damai sejahtera, karena ia yakin bahwa perlindungan Tuhan sangat sempurna.

Kurang lebih pukul 17.00 Samuel dan Amos anaknya ibu Rut sudah kembali. Gideon memperhatikan dengan seksama sosok Samuel  yang baru turun dari motor. Ia tetap menyapa dengan ramah, tetapi tidak berani menatap mata ayahnya. Kemudian Gideon ajak Samuel  berdoa, dan ketika tangan Samuel  sudah digandeng ayahnya mengajak duduk di kursi tamu, Gideon  mengeluarkan minyak urapan dari balik saku celananya. Ketika Samuel melihat minyak urapan yang dipegang ayahnya, ia segera bangun dari duduknya dan nampak ketakutan serta berusaha meninggalkan ayahnya berjalan keluar. Segera dikejar Gideon  dan kembali memaksa duduk di ruang tamu. Dan peperangan tidak bisa dihindari lagi. Samuel segera manifestasi.

Suasana rumah menjadi terfokus pada Samuel yang disinyalir dimasuki kuasa kegelapan. Tidak lama kemudian hujan hujatan yang langsung ditujukan pada Tuhan Yesus Kristus. Segera nampak dr. Budi dan mas Yokanan ada di depan Samuel . Mereka sudah rapi karena pukul 18.00 terjadual kebaktian di Gereja Bethany Kebumen dan Gereja Isa Almasih yang lokasinya ada di Jl. Pramuka – Kebumen.

“ Mana Yesusmu !! “ suara berat keluar dari mulut Samuel.

“ Sebut namamu !! “ dengan tajam Gideon menatap mata anaknya.

“ Aku Lucifer ! “ dari mulut Samuel keluar jawaban sambil membalas menatap dengan sinar kebencian.

“ Tinggalkan anak ini di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, anak ini milik Yesus Kristus “

“ Tidak !!…  kalian sudah memporak porandakan wilayahku ! “

“ Hai,. Setan aku tahu kau penipu, sekarang saya perintahkan keluar dari anak ini di dalam nama Tuhan Yesus Kristus  !! “ mas Yokanan menengking.

“ Saya tidak mau “ jawaban keluar dari mulut Samuel

“ Tidak tahu siapa di belakang saya ? “ kembali mas Yokanan bertanya dengan sungguh.

Samuel  menggelengkan kepala.

“ Kamu tidak kenal saya ? ! “

Kembali Samuel  menggelengkan kepala.

“ Sekali lagi saya perintahkan keluar di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, sebab kalau tidak maka kamu akan saya lempar ke jurang maut “ kembali mas Yokanan meminta.

“ Tidak ! “ jawabnya pendek.

Karena setannya membandel, maka mas Yokanan menggunakan otoritas Tuhan Yesus Kristus untuk melemparkannya ke jurang maut. Tidak lama kemudian Samuel  sadar. Terpujilah nama Tuhan Yesus.

Segera panitia berangkat ke gereja-gereja yang memang sudah mengundang. Ketika sampai di Gereja Bethany ternyata kebaktian sudah selesai, sehingga hanya menyampaikan kesaksian. Nampak sekali ada suka cita terpancar dari wajah-wajah para jemaat. Kemudian dilanjutkan ke Gereja Isa Almasih. Di situ kebaktian masih berlangsung dan mas Yokanan tengah menyampaikan firman Tuhan. Setelah selesai kebaktian dilanjutkan dengan ramah tamah dengan gembala sidang yaitu bapak Pdt. Elia. Bahkan gembala sidang menceritakan proses berdirinya Gereja yang sarat dengan perjuangan.

Menjelang pukul 21.30 kembali ke Pos yaitu dirumah ibu Rut. Selepas berganti pakaian, mereka kembali berkumpul selain menyampaikan beberapa pengalaman yang didominasi ibu Renny dan juga ibu Pohan juga diselingi dengan canda dan tawa. Demikian silih berganti. Lewat tengah malam masing-masing mempersiapkan diri istirahat menyusun kekuatan untuk menyongsong puncak KKR yang akan digelar esok hari.

Pagi hari Senin 3 Oktober 2005 sudah sibuk dengan berbagai persiapan. Ada yang mempersiapkan makan didapur yang ditangani oleh tuan rumah, ada yang masih sempat menyuci pakaian dan ada yang kepasar membeli berbagai keperluan. Diantara kesibukan yang terjadi dari Amos yang kemarin bersama-sama Samuel ke pantai selatan memberikan kesaksian kepada beberapa orang yang mengerumuninya. Amos menceritakan kejadian yang benar-benar mengagetkannya. Apa yang dilihat di pantai selatan membuat dirinya yakin bahwa yang dilihat bukanlah sekedar legenda melainkan nyata.

Ketika mereka sampai di pinggir pantai, Samuel menebar minyak urapan ke air laut. Ketika itu Amos yang membawa kamera digital mencoba membidik lautan yang demikian luas membentang di depannya. Namun Amos cercengang ketika di layar kamera ia lihat kereta yang menyerupai kereta di keraton berjalan diatas air menjauhi pantai. Ia tidak yakin pada penglihatannya sehingga ia ingin lihat secara langsung kereta dihadapannya, ternyata kereta itu tidak kelihatan lagi. 

Sementara Amos terkesan pada penglihatannya, panitia bergegas mempersiapkan KKR akbar di pusat kota Kebumen. Dari satu kesibukan ke kesibukan berikutnya mereka jalani dengan penuh sukacita. Ada kekuatan yang luar biasa mereka rasakan yang menopang setiap apa yang dilakukannya sehingga tidak ada yang tidak mengalami sukacita. Acara yang secara manusiawi demikian rumit, ternyata berjalan dengan sangat baik. Mulai dari penjemputan Pdt. Yoshua Tumakaka dari bandara  Hadisucipto – Jogjakarta, sampai penempatan rombongan crew dari Gereja Tiberias di Hotel, bahkan ketika makan siang di rumah ibu Rut berjalan dengan lancar dan sukacita. Sekalipun letak geografis ada di daerah yang termasuk pelosok, mereka mau membaur dengan team KKR yang telah datang lebih dahulu bahkan tidur di rumah-rumah penduduk.

Akhirnya sampai pada acara yang sangat menentukan. Sebuah iman dipertaruhkan. Menjelang pukul 17.00 panitia KKR  mulai mempersiapkan diri. Di awali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Gideon dari Gereja Tiberias maka dimulailah karya besar Allah di kota Kebumen dimana baru pertama kali 16 denominasi gereja berkumpul untuk Kebaktian Kebangkitan Rokhani.

Satu demi satu bangku-bangku di isi. Di mulai dari deretan paling depan sampai barisan berikutnya. Tidak sampai 30 menit kemudian seluruh bangku diruang gedung full penuh. Sementara itu rombongan yang menggunakan kendaraan baik pribadi maupun carteran mulai berdatangan. Mulai kursi-kursi di luar gedung di isi, sampai penuh terisi semua. Panitia mulai panik kehabisan kursi. Kemudian segera mencari kursi-kursi yang bisa dipinjam disekitar gedung pertemuan. Masih kurang juga, maka di bawah altar digelar karpet, sehingga bisa di isi para remaja sambil duduk berdesak-desakan.

“ Wah,.. Tuhan sungguh luar biasa ya pak , tidak menyangka akan sebanyak ini sampai membludak “ tutur ibu Rut pada seseorang disebelahnya.

“ Iya,.. terbukti bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil “ jawab orang itu.

Pujian demi pujian mulai menguasai suasana kebaktian, penyembahan mulai menggema merontokkan harga diri manusia berikut kesombongannya. Nampak peserta kebaktian demikian antusias mengikuti tata cara yang dipandu MC. Mereka mengikuti bertepuk tangan saat MC dan singer di depan tepuk tangan sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. Gerakannya disesuaikan dengan lagu yang dinyanyikan. Nampak beberapa orang ragu-ragu untuk mengikutinya, tetapi begitu melihat yang lain ikut bertepuk tangan dan bahkan semakin banyak yang mengikuti tepuk tangan maka satu demi satu walaupun mulanya perlahan, lama kelamaan menjadi keras dan lepas.

Ketika tiba Pdt. Yoshua Tumakaka membawakan firman, ruang kebaktian bagaikan Gereja Tiberias yang pindah ke Kebumen. “ Ada Haleluya !!,.. “ demikian berulang kali diteriakkan dari mimbar oleh Pdt. Yoshua Tumakaka  Dan seakan serentak jemaat menyambut dengan antusias dengan teriakan “ Haleluya “.

Kalau melihat barisan kursi paling depan, beberapa peserta kebaktian berjilbab dengan antusias mengikuti kebaktian dengan seksama. Ada juga pria peserta kebaktian yang menggunakan peci hitam beberapa orang.  Mereka dengan sungguh-sungguh mengikuti kebaktian kebangunan rokhani. Dikatakan Pdt. Yoshua bahwa Tuhan tidak membutuhkan uang kita, karena  Tuhan itu yang memiliki dunia ini. Kitalah yang membutuhkan berkat. Firman Tuhan sangat jelas bahwa kalau kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita, minta apa saja maka Tuhan akan berikan, sepanjang yang kita minta sesuai kehendak Tuhan, yaitu kalau Tuhan di dalam kita, dan kita di dalam Tuhan. Minta apa saja, apa itu kesehatan, kesembuhan, kesejahteraan dll.

Setelah firman Tuhan disampaikan, kemudian masuk pada Perjamuan Kudus, setelah didahului dengan persembahan. Hosti dan anggur segera dibagikan dan mereka semua mengikuti Perjamuan Kudus dengan mengikuti tuntunan Pdt. Yoshua Tumakaka. Ada beberapa orang yang nampaknya belum tahu tata caranya, sehingga ketika diberikan perjamuan kudus langsung akan di makan, tetapi segera di ingatkan petugas yang memberikannya agar tidak di makan terlebih dahulu.

Seorang ibu yang memiliki benjolan dileher sehingga sakit sekali bila menelan ludah berbicara pada salah seorang panitia, dia katakan : “ Setelah tadi ikut perjamuan kudus dengan memakan roti dan anggur, saya sekarang bisa menelan ludah dan tidak sakit lagi “.

Juga Pdt. Yoshua menjelaskan mengenai minyak urapan dengan acuan dari beberapa firman, diantaranya dalam Markus 6:12-13. Maka ketika mengundang orang yang memerlukan kesembuhan ilahi, agar maju ke depan, maka seperti bendungan yang jebol, demikian banyak yang maju kedepan saling berusaha berdiri paling depan. Maka setelah berdoa dan menjelaskan penggunaan minyak urapan, segera Pdt. Yoshua mengurapi orang-orang yang rindu kesembuhan ilahi. Satu demi satu di olesi dengan minyak urapan di dahinya atau tempat-tempat lain yang diperlukan. Sejalan dengan itu minyak urapan yang dikemas dalam pot-pot kecil mulai dibagikan. Maka sulit dibedakan apakah ini KKR yang antar denominasi, atau kebaktian di gereja Tiberias. Mereka berusaha mendapatkan minyak urapan sebanyak-banyaknya. Ada juga beberapa orang yang memborong anggur, serta roti. Untuk dibagi-bagikan para jemaatnya demikian kata orang itu yang ternyata seorang yang mewakili gerejanya.

Maka beberapa orang berjilbab maju kedepan di doakan Pdt. Yoshua. Yang lain ditangani beberapa panitia yang memang sudah mempersiapkan diri. Suasana menjadi hiruk pikuk saling berusaha mendapat jamahan Pdt. Yoshua. Bahkan saling berebut minyak urapan persis kalau kebaktian di Tiberias.

Tidak kurang dari 5 orang yang langsung mendapatkan kesembuhan ilahi pada saat itu. Orang yang semula tidak bisa mengangkat tangannya, segera setelah di doakan maka ketika diminta angkat tangan, tangan segera terangkat dengan mudahnya. Ada yang kepalanya sakit karena tensinya tinggi, saat itu juga langsung sembuh. Ada yang semula ada benjolan di leher sehingga menelan ludahpun tidak bisa karena sakit sekali, langsung disembuhkan sehingga sudah bisa menelan ludah dan tidak terasa sakit.

Waktu terus merambat naik, dan kurang lebih pukul 21.30 Pdt. Yoshua mengakhiri KKR dengan berlutut di hadapan Tuhan beberapa saat.

Satu demi satu jemaat meninggalkan ruangan kebaktian, tentu banyak hal yang mereka dapatkan hari ini. Suatu kesaksian terjadi di depan mata, keajaiban di depan mata mereka bahwa Tuhan yang dahulu penuh dengan mujizat, maka Tuhan yang sekarangpun tetap memiliki kuasa yang sama, bahkan saat nantipun Tuhan tidak berubah. Yaitu Allah yang Maha Kuasa. Langit dan bumi akan berlalu tetapi firman Tuhan tetap kekal selama-lamanya. Firman Tuhan adalah ya dan amin.

Pesta rokhani sampai pada akhirnya. Ibu Rut sepertinya sulit menyimpan perasaannya. Perasaan yang penuh dengan sukacita, sangat bangga pada Tuhan Yesus yang tidak pernah meninggalkan dirinya.

“ Tuhan sangat baik ya pak ! “ ujar ibu Rut pada pria disebelahnya disela-sela kesibukannya mempersilakan panitia menyantap soto ayam yang sudah dipesannya.

“ Benar sekali “ kata pria itu sambil tersenyum.

Akhirnya panitia kembali ke pos yaitu di rumah ibu Rut. Dan apakah mereka lelah ? Ya,.. itu benar, tetapi kelelahan itu tidak ada artinya bila dibandingkan dengan sukacita yang melanda hati mereka.

“ Pak,.. ternyata uang yang masuk berlimpah, malahan bisa membuat KKR lagi “ kata ibu Rut kepada seseorang yang belum lama dikenalnya.

“ Terbukti kan bahwa diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan ! “ jawab orang itu.

“ Tuhan sungguh baik, tidak mempermalukan kita “

“ Yang penting jangan menjadi sombong, dan tinggi hati. Keberhasilan ini miliknya Tuhan “

“ Iya lah,.. saya khan nggak bisa apa-apa !”

“ Dan masih belum bisa berdoa juga khan ? “

“ Iya,.. maksudnya kalaupun selama ini saya kelihatan berdoa itu karena tuntunan Roh Kudus “

“ Benar,… dan satu lagi, tetaplah rendah hati “

Malam mendekati puncak, namun team KKR tetap semangat mengocok perut untuk senantiasa bergembira dan tertawa tiada habisnya apalagi kalau ibu Renny sudah mulai keluar gas, wah sulit untuk ibu Pohan menahan diri untuk tidak berkomentar yang membuat orang tertawa terpingkal-pingkal. Sampai ada peringatan dari dr. Budi, awas roh Toronto Blessing.

Ketika sudah mengantuk masing-masing pergi ke kamar untuk istirahat.

Dan pagi-pagi sekali ibu Rut sudah meninggalkan rumah karena ada urusan penting sehubungan dengan kepulangan Pdt. Yoshua ke bandara, dan juga untuk urusan dengan beberapa orang lainnya. Disamping itu dr. Budi dan Nyonya juga sudah berangkat ke station Kereta Api agar bisa ikut SAT sore harinya. Kemudian ibu Anne dan putrinya Gloria serta mas Yokanan juga pamit akan ke Klaten, sehingga tinggal ibu Renny ibu Pohan dan juga beberapa orang lainnya yang masih tersisa.

Kurang lebih pukul 09.00 ada tamu yang ternyata mengundang team KKR yang tersisa untuk berdoa di rumahnya. Ada beberapa permasalahan mereka hadapi sehingga memerlukan dukungan doa dari hamba-hamba Tuhan. Dan segera team merespon permintaan seorang bapak tadi menuju rumah dengan berjalan kaki, karena jaraknya memang tidak terlalu jauh. Dalam perjalanan, ibu Renny berdoa sambil menengadah ke atas memohon agar Tuhan turunkan hujan di dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. Dan ketika sampai dirumah yang dituju, mulai gerimis dan akhirnya turun hujan. Team doa saling pandang, ingat doa Ibu Renny yang memohon diturunkan hujan. Tuhan bukan Tuhan yang jauh, melainkan Tuhan yang sangat dekat. Bukti demi bukti ada di depan mata.

Di dahului dengan nyanyian serta penyembahan dilanjutkan dengan doa ucap syukur, kemudian mulai di sampaikan permasalahan yang mereka hadapi. Ada yang anaknya tidak mau pulang-pulang, ada yang berkali-kali dipinang tetapi selalu ditolak, ada yang dirumahnya tidak ada kerukunan, tidak ada damai sejahtera, ada yang senantiasa dirundung kemalangan, usaha ini itu mengalami kegagalan dan lain sebagainya.

Satu demi satu di doakan bersama, satu mendoakan yang lainnya menopang menguatkan, ada juga seorang pria separuh baya nampaknya, dengan jambang dan jenggot serta kumis panjang tidak terurus, dituntun untuk pengakuan dosa dan penyerahan dirinya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan berusaha hidup kudus dalam kondisi apapun. Memiliki kerendahan hati dan mau mengampuni siapapun yang sudah menyakiti dirinya, dan tetap setia kepada Tuhan Yesus Kristus. Mau merapikan penampilannya agar nampak ada perubahan.

Seorang ibu lainnya di doakan, ternyata akar pahit tertanam dalam dihatinya, sehingga ketika hatinya digali dengan kasih dan doa, ia menangis dan memeluk ibu Renny dengan kuat. Air mata tidak bisa lagi dibendung seiring dengan tangisan yang memenuhi ruang itu. Kini ia dengan lantang menyatakan kesediaannya mengampuni anak-anak yang telah mengecewakannya. Pengakuan bahwa ia sangat mengasihi anak-anaknya.

Ibu yang lain lagi juga dengan akar pahit yang demikian dalam sehingga ketika Tuhan menjamah hatinya, kepahitan yang selama ini dipendamnya, terangkat seiring dengan isak tangis yang dibarengi dengan tetesan air mata yang mendambakan kepulangan anaknya. Ia sudah bisa mengampuni. Beban yang demikian berat kini berubah menjadi kelegaan. Ia sudah serahkan bebannya ke tangan Tuhan Yesus Kristus.

Setelah beberapa orang lain selesai di doakan, team berkemas pulang ke pos, dan kurang lebih pukul 12.00 persiapan kembali ke Jakarta. Satu hal yang sangat mengharukan, saat kloter terakhir berpamitan, banyak yang berdiri melepas kepergian mereka dengan ucapan selamat jalan, serta harapan agar bisa berjumpa kembali. Bahkan oleh-oleh yang mereka sertakan tidak kuasa team menolaknya. Mereka demikian tulus memberikan buah tangan untuk team. Akhirnya tiada pertemuan tanpa perpisahan, maka lewat tengah hari kloter terakhir meninggalkan Jerukagung – Klirong menyusuri jalur Selatan Pulau Jawa untuk kembali ke Jakarta.

Belum separo perjalanan ada telpon dari ibu Rut yang posisinya ada di Jogjakarta, mengatakan bahwa anak-anak agar diproteksi dengan minyak urapan dan dukungan doa dari team karena saat ini sedang mendoakan orang yang sarat dengan okultisme. Saat itu juga team berdoa untuk menguatkan semuanya termasuk menguatkan ibu Rut.

Banyak kisah terungkap sepanjang perjalanan. Banyak hal yang semula tersembunyi menjadi terbuka, bahkan sebuah misteri bisa terkuak. Tuhan telah melaksanakan tugasNya yaitu mencukupi kebutuhan KKR, bahkan berkelimpahan. Tuhan telah nyatakan kuasa-Nya, menurunkan mujizat-Nya dan kasih-Nya kepada peserta KKR . Di ujung jalan masing-masing anggota team merasakan ada kesatuan visi dan misi. Ada kesamaan hati dan tekat bahwa bagian kita, kita lakukan, dan pasti bagian Tuhan, Tuhan akan lakukan.

Ada pesan moral sekalipun teramat samar yang disampaikan mas Yokanan, agar kerendahan hati menjadi warna bagi setiap anggota team, ke lemah lembutan menjadi hal yang menjadi biasa dilakukan. Saling mengampuni, saling menopang, saling mengasihi. Kemudian sebuah kesadaran bahwa hamba – hamba Tuhan bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani. Bukan untuk ditopang melainkan untuk menopang.

Mengapa banyak hamba Tuhan yang jatuh ? Karena pelayanan yang mereka lakukan tanpa kasih dan tanpa kerendahan hati. Mereka maunya dilayani bukannya dilayani. Apalagi kalau mulai disusupi roh kesombongan dan tinggi hati, bukankah mereka sama seperti serigala berbulu domba ? Satu lagi yang perlu diperhatikan bahwa ketika merasa bahwa pelayanan ini milik mereka, jemaat ini milik mereka maka satu belenggu ke angkuhan mulai terjalin dan akhirnya akan membuat mereka tergelincir dan jatuh.

“ Jaga hati “ beberapa kali ibu Anne mengingatkan. Kalaupun KKR ini dikatakan sukses, ini bukan karya kita, tetapi karya Tuhan sendiri. Karena tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa.

“ Siap-siap KKR di Lampung awal Desember nanti “ kata ibu Renny

“ Siapa yang mau mengadakan ? “ tanya seseorang sambil minum minuman hangat

“ Mas Yo, “ jawab ibu Renny singkat.

Kata-kata itu terlontar hari kemarin ketika baru pulang dari pelayanan. Dan juga ada rencana KKR khusus remaja di wilayah Kebumen. Mengenai waktunya belum ditentukan.

“ Bahkan saya pingin diadakan mission trip siswa SAT di Kebumen saja “  kata Ibu Renny semangat.

Yah ternyata Kebumen telah memikat banyak orang.

Rabu, hari berikutnya kembali dengan aktivitas di SAT,  ibu Rut menuturkan kejadian seputar KKR, dia katakan bahwa adiknya yang bernama Setyo mengalami kejadian yang sangat tidak masuk akal. Ketika Pdt. Yoshua membawakan Firman Tuhan, ia memperhatikan dengan seksama. Tiba-tiba ia merasakan bahwa bumi yang menjadi tumpuan tempat duduknya bergoyang, sampai ia terkesiap dan membetulkan tempat duduk yang bergeser. Tidak lama kemudian ia rasakan kembali. Kemudian ia memperhatikan sekeliling apakah yang lain juga merasakan hal yang sama ? Ternyata yang lain tenang-tenang saja, nampak sangat antusias memperhatikan Firman yang disampaikan oleh hamba-Nya.

Kembali ibu Rut menuturkan apa yang dialami Pdt. Yosua Tumakaka sebelum membawakan Firman Tuhan, saat itu masih gegap gempita, sorak sorai, tepuk tangan, melompat-lompat dan larut dengan puji-pujian. Beliau mendapat SMS, alamat pengirim 666 intinya si pengirim SMS protes keras karena wilayahnya diporak porandakan, mereka merasa terusik. Sampai dua kali mendapatkan SMS dengan pernyataan yang sama. Saat itu juga Pdt. Yoshua menghubungi keluarganya untuk menutup bungkus dengan kuasa darah Yesus.

Secara logika, siapakah yang paling tidak menyukai acara KKR ? Jelas orang-orang Kebumen sebagai tuan rumah, tetapi siapakah yang mengetahui No. Hp. Pdt. Yoshua ?. Satu jawabannya siapakah dibalik itu semua, yaitu iblis dan kawan-kawannya.

Bagaimana iblis tidak terusik ketika wilayah kekuasaannya diporak porandakan. Ada dilaporkan satu kesaksian seorang ibu yang suaminya mengalami adikodrati yang luar biasa.  Ibu Rut menuturkan apa yang didengarnya langsung dari Pdt. Yoshua Tumakaka ketika mengantar beliau ke Bandara Achmad Yani. Pagi-pagi sekali waktu itu hari Selasa 4 Oktober 2005,  seorang ibu menunggu Pdt. Yoshua di Hotel dimana beliau menginap. Ketika ibu tadi bertemu dengan Pdt. Yoshua Tumakaka, ia mengisahkan kejadian yang dialami suaminya.

Inti penuturannya demikian,

“ Suami saya adalah orang yang biasa bergaul dengan dunia okultisme, dukun-dukun, paranormal dan kuasa kegelapan lainnya. Kalaupun suami saya kemarin ikut KKR itu karena mengantar saya. Tetapi ternyata suami saya ikut mengikuti KKR dengan baik, bahkan ikut dalam Perjamuan Kudus. Setelah selesai KKR, roh suami saya terangkat lepas dari tubuhnya, ia dibawa keatas dan bertemu dengan Isa Almasih ( Yesus Kristus ). Dalam kesempatan itulah dikatakan kepada suami saya bahwa apa yang tadi kamu dengar dalam kebaktian, adalah benar sekali. Perjamuan Kudus yang kamu ikuti, itulah yang benar dan Ku kehendaki. Kemudian roh suami saya dibawa ke Mekah dibawa ke Ka’bah, ia lihat disekitar batu “ Hajar azwad “ ada roh nabinya orang Ismail dan beberapa tentaranya. “

Saat KKR mulai dicanangkan oleh beberapa orang, iblis sudah berusaha menggagalkan. Yang pertama bisa dirasakan adalah ketika orang-orang yang semula komitment sebagai tiang utama KKR, pada hari-hari terakhir mengatakan bahwa saya tidak bisa ikut. Selanjutnya ketika urusan dana diangkat menjadi suatu topik pembicaraan, beberapa pihak yang sudah menyatakan kesiapannya memberikan dukungan, tetapi pada saat-saat terakhir justru hasilnya tidak seperti yang dijanjikannya.

Ketika dalam proses pelaksanaan KKR itu sendiri, penghalang melintas ditengah perjalanan. Setan berusaha merontokkan iman, setan berusaha menjatuhkan mental, setan susupkan ke segala arah dan kemungkinan bagaimana caranya agar KKR batal. Namun kembali Tuhan adalah Allah yang perkasa penguasa langit dan bumi. Setan dan kawan-kawannya sudah dikalahkan. Dan anak-anakNya pasti mendapat perlindungan khusus, sehingga KKR sukses luar biasa, kemuliaan Allah benar-benar dinyatakan.

Dan begitu banyak jiwa dimenangkan, mata mereka dibuka untuk melihat dan merasakan bahwa Allah adalah Allah yang layak diagungkan, layak dipuji, layak disembah dan Allah yang mengasihi barang siapa yang lemah letih dan berbeban berat yang mau datang kepadaNya.

Beberapa kali dr. Budi memberikan kesaksian proses bagaimana dirinya ditaklukan Tuhan Yesus Kristus. Bukan waktu yang pendek dimana hati yang mengeras, membatu, merasa sudah benar akhirnya tunduk dibawah kaki Yesus Kristus. Sekaligus membuktikan bahwa Tuhan itu panjang sabar, tidak mudah putus asa, dan inipun tercermin dari sikap istrinya yang tetap berdoa untuk suaminya.

Suatu ketika demikian dr. Budi mengisahkan, ia berjumpa dengan Isa Almasih, demikian nama Yesus Kristus ia panggil waktu itu. Isa Almasih memberikan banyak pengertian kepadanya, bahkan menawarkan agar meminta apa saja maka akan diberikan. Dr. Budi meminta agar bisa jalan-jalan ke Amerika. Dan terjadilah apa yang ia minta. Rohnya tiba-tiba sampai ke tempat yang diinginkannya.

Pada kesempatan yang lain dr. Budi meminta agar bukan hanya rohnya yang jalan, tetapi lengkap tubuh, jiwa dan rohnya. Maka Tuhan Yesus mengajarkan berdoa agar terjadi seperti yang di inginkannya.

“ Melangkah “ demikian perintah Tuhan. Maka ketika kaki melangkah dan di ikuti kaki yang satunya lagi, sampailah ia ke tempat yang di inginkannya. Sampai ke tempat yang dituju dr. Budi kebingungan ketika ia mau pulang kembali, ia tidak tahu cara berdoanya. Ia tidak membawa uang, karena dompetnya juga tidak ia bawa. Kemudian Tuhan mengajarkan agar kembali berdoa dan melangkah. Maka secepat kilat ia sampai ke dekat rumahnya.

Ia segera langkahkan kaki menuju rumahnya yang letaknya sudah tidak jauh lagi. Namun ia terkejut karena ada sosok manusia yang menghadangnya ditengah jalan. Badannya lebih besar dari badannya, dan langsung menghadang serta mengatakan bahwa orang itu akan membunuhnya.

“ Kamu harus saya binasakan karena kamu mempunyai kekuatan yang luar biasa “ ujar orang itu.

“ Saya tidak kenal kamu, saya tidak bermusuhan dengan kamu, dan apa salah saya sehingga kamu akan membunuh saya ? “ tanya dr. Budi sambil lutut gemetar ketakutan.

“ Pokoknya kamu harus mati  ! “ orang itu berkata sambil terus mendekat.

“ Saya mohon ampun, kalau memang saya telah berbuat salah “ kata dr. Budi ketakutan.

Yang terjadi kemudian adalah orang itu terus mendekat dan siap menyerang. Dan dalam ketakutannya dr. Budi tiba-tiba mengangkat salah satu tangannya persis di depan orang itu. Dan orang itu tanpa diduga dr. Budi, menjadi hancur menjadi debu. Dengan terheran-heran dr. Budi saksikan orang yang akan membunuhnya hancur manjadi abu hanya karena ia mengangkat tangan.

“ Inikah kekuatanku seperti yang dikatakan orang itu ? “ pikir dr. Budi sambil melanjutkan perjalanannya.

Ternyata kelegaan dr. Budi tidak berlangsung lama. Beberapa kali ia melangkahkan kakinya tiba-tiba muncul sosok mahluk yang lebih besar lagi. Kembali orang itu menghadang perjalanannya.

“ Kamu sudah membunuh kawan saya ! “ teriak orang itu.

“ Saya,.. saya tidak sengaja “ jawab dr. Budi terbata-bata.

“ Nyawa ganti nyawa, kamu sudah membunuh kawan saya “ teriak orang itu sambil berjalan mendekat.

“ Saya mohon ampunilah saya kalau sudah berbuat salah “ dr. Budi berusaha memohon belas kasihan.

Namun usahanya tidak membawa hasil orang itu tetap berjalan kearahnya dan siap menyerang. Kemudian dr. Budi ingat bahwa kawannya tadi hancur karena ia mengangkat tangan, maka ia segera mengangkat tangan, namun tidak ada pengaruh apa-apa. Orang itu tetap mendekat. Kemudian segera ia angkat tangan satunya lagi siapa tahu dengan dua tangan lebih ampuh sehingga musuh menjadi hancur, tetapi orang itu tetap tidak apa-apa bahkan nampak semakin besar.

Dalam keadaan yang sangat kritis dimana tidak mungkin lagi ia melarikan diri, tiba-tiba ada sosok mahluk yang lain berdiri ditengah tengah dirinya dan orang itu, menghadapi mahluk yang semakin besar itu. Dan orang yang mengancam dr. Budi tiba-tiba menjadi hancur menjadi debu terbang bersama angin keluar dari bumi. Sesuatu yang sangat luar biasa demikian berkecamuk di dalam benaknya. Dan mahluk yang telah menolongnya ternyata kemudian terangkat dari pandangan matanya. Segera dr. Budi tersadar bahwa ia belum mengenal siapakah dia yang sudah menolongnya, dan sangat ingin mengucapkan terima kasih. Maka ketika mahluk itu terangkat kurang lebih dua meter dari bumi segera dr. Budi berteriak,

“ Tuhan,…. ! “

Maka segera mahluk itu kembali turun ke bumi.

Segera setelah turun kembali kebumi sosok yang dipanggil Tuhan berbalik badan dan membuka kedua tanganNya sambil berkata, “ Mari anakku ! “

Maka dr. Budipun perlahan-lahan melangkahkan kakinya berjalan mendekat, ia lihat Tuhanpun ikut melangkahkan kakiNya.  Segera setelah dekat dr. Budi memeluk badan Tuhan dengan kedua tangannya. Ia sandarkan wajahnya di dada Tuhan. Demikian lembut, dan tenteram sekali rasanya dan ada keinginan tidak mau melepaskan dekapannya. Ia rasakan belaian tangan Tuhan pada kepalanya. Ia mendengar Tuhan mengatakan sesuatu tetapi ia tidak tahu arti yang diucapkanNya. Beberapa lama itu terjadi kemudian Tuhan mengatakan bahwa ia harus segera pergi karena banyak tugas yang masih harus dikerjakan-Nya. Dia berjanji akan menemuinya lagi pada lain kesempatan.

Sebenarnya ada beberapa kesaksian dr. Budi yang lain diantarannya adalah bagaimana ia diperlihatkan wajah Tuhan Yesus yang hancur pada waktu penyalibanNya. Bahkan ia katakan bahwa Film Passion of Christ itu masih belum apa-apa. WajahNya benar-benar hancur sampai tidak lagi dikenali. Sehingga tepat apa yang tertulis dalam Yesaya.

Satu minggu kemudian mas Yokanan dan ibu Anne serta Gloria datang ke Grand Mall. Kangen dengan teman-teman katanya. Memang nampak adanya luapan kegembiraan ketika panitia KKR di Kebumen kembali bertemu. Saling sapa serta cium kerinduan sesama mereka. Tentu saja hanya sesama wanita yang menggunakan acara cium pipi.

Mas Yo, menuturkan kejadian yang dialami hari Kamis 6 Oktober 2005 yang lalu, dimana rohnya kembali diangkat Tuhan ke Sorga. Ketika ia melihat  “Yerusalem Baru” ia sempat terkejut. Ada tersembul pertanyaan. Apakah ini sudah saat kematian saya ? Bukankah tempat ini sudah sebelas kali saya lihat !. Ternyata Tuhan meneguhkan saya, menjelaskan bagaimana waktu kedatangan Tuhan tidak akan lama lagi. Persiapan sedang digelar untuk peristiwa yang sangat dahsyat. Termasuk mempersiapkan orang-orang kudus yang di layakkan Tuhan membantu pekerjaanNya. Terpujilah nama Tuhan.

4 Tanggapan

  1. Terpujilah nama Tuhan Yesus…
    betapa indah dan dahsyatnya pekerjaan Tuhan itu, sungguh sesuatu yg sangat membahagiakan bila saya bisa bertemu muka dgn Tuhan Yesusku apalagi bisa memelukNya seperti dr.Budi td… Halleluyah..
    Maju terus dlm Tuhan, supaya semakin byk jiwa2 yg bisa diselamatkan.
    Tuhan Yesus memberkati…

    • Sdr. Indria P,..
      Hidup itu begitu indah,..
      Hidup begitu penuh pengharapan,..
      Dan hidup begitu berarti ketika,..
      Kita senantiasa menyadari bahwa,..
      Yesus Kristus senantiasa mewarnai, menjiwai dalam setiap langkah yang kita lakukan.
      Di sini kutemukan asa yang sesungguhnya, di sini kutemukan kebahagiaan yang hakiki.

      Tuhan Yesus memberkati.
      Catatan :
      Pernah mendengarkan radio mazmur 105,2 FM ?,. Ada baiknya disimak, khususnya jam 06.00 – 07.00 waktu pagi maupun petang. GBU.

  2. shalom,,, kunjung balik ya blogku semoga bermanfaat

  3. hii…hii….dibayar berapa para pasien tersebut?

Tinggalkan komentar