c. Apa maksud Tuhan ?

Sementara Teresia sibuk dengan kegalauannya, Wilbert kembali mengadakan kunjungan ke tempat ibu Rosa. Saat itu ia di undang ibu Rosa untuk ikut kumpul-kumpul dengan keluarga ibu Rosa. Diantara yang hadir ada beberapa remaja, disamping para orang tua mereka. Waktu berjalan dengan tidak ada peristiwa apa-apa sampai Tuhan memberitahu Wilbert, “ Wilbert,.. perhatikan seorang anak yang memiliki kelainan “
“ Kelainan apa Tuhan ? “
“ Lihat saja nanti “
Terus acara demi acara berlanjut tanpa kejadian apa-apa yang luar biasa. Tetapi ketika ada dalam doa, ada seorang anak yang berteriak – teriak, karena ia melihat ada mahluk halus mendekati mereka.
“ Apakah ini yang Engkau maksud Tuhan ? ”
” Ya,. Ia dapat melihat alam roh ”
Kemudian Wilbert mendekati anak itu yang berusia kira-kira 14-15 tahun.
” Mulai kapan kamu bisa melihat alam roh ? ” tanya Wilbert pada anak itu.
” Kira-kira sejak saya kelas 6 SD ”
” Apakah kamu senang dengan keadaanmu yang bisa melihat alam roh, atau lebih senang dengan keadaan yang normal ? ”
” Mau saya sih yang normal-normal saja ”
Wilbert kemudian bertanya kepada Tuhan, ” Tuhan, apakah anak itu di doakan agar tidak bisa lagi melihat alam roh ? ”
” Belum saatnya ” jawab Tuhan.

Dalam pada itu Dicky menceritakan kepada Wilbert bahwa ibunya mulai ada kerinduan ke gereja. ” Ada berita bagus pah ” Wilbert tergopoh-gopoh memberitahu Gideon yang sedang sibuk di belakang rumah.
” Ada apa ? ” ujar ayahnya sambil menyeka keringat yang mengalir membasahi wajahnya.
” Ibunya Dicky mulai tertarik ingin ke gereja ”
” Baguslah kalau begitu ”
” Iya,.. tapi mereka mau ke Balai Sarbini, mau kebaktian di situ “
“ Ya nggak apa-apa khan “
” Maksud saya,.. apa ada ongkos kesana ? ”
” Ada, jangan khawatir ” kata ayahnya sambil tersenyum.
Beberapa hari kemudian, mereka bertiga yaitu Wilbert, Dicky dan ibunya pergi ke Balai Sarbini. Sore menjelang malam barulah Wilbert pulang ke rumah. Ia menceritakan tentang ibunya Dicky yang mulai tertarik dengan pengajaran Kristus.

Suatu ketika saat itu menjelang malam kembali Wilbert di minta Dicky ke rumahnya untuk mendoakan ibunya yang kembali mendapat serangan sakit kepala. Wilbert segera datang untuk berdoa dan mengoleskan dengan minyak, tetapi kali ini ia minta agar suaminya yang mengoleskan di tempat yang sakit. Kemudian Wilbert juga menjelaskan beberapa hal tentang mujizat kesembuhan yang sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

Beberapa hari kemudian tepatnya Kamis 1 Desember 2008 pukul 21.00, Wilbert kembali dihubungi Dicky untuk segera datang ke rumahnya. Saat itu Wilbert tidak ada ongkos ke rumahnya Dicky, mau meminta ke ayahnya, ia lihat ayahnya sudah tidur sehingga tidak enak kalau membangunkan, kemudian ia pinjam uang ke adiknya, yang ternyata malah ingin menyertai kakaknya ke rumah Dicky. Mereka berdua berangkat ke rumah Dicky malam itu juga. Baru kira-kira pukul 24.00 mereka berdua pulang, Wilbert langsung menikmati makan malam, berbareng dengan Gideon membuka pintu kamar untuk minum.

” Dari mana Wilbert ? “ sapa ayahnya sambil mengerutkan kening.
” Dari rumah Dicky ” jawab Wilbert sambil menikmati makan malamnya.
” Ada sesuatu yang mendesak sehingga malam-malam kamu kesana ? ”
” Ayahnya pingsan,.. kisahnya begini : Waktu itu ibunya Dicky berkata kepada Dicky anaknya. ” Dick,.. kamu ada Alkitab ? ”
” Ada mah,.. mau baca ? ” Kata Dicky.
” Iya, mama mau lihat ”.
Saat itu ayah Dicy melihat istrinya memegang Alkitab,.. kemudian tanpa mereka duga ayahnya marah katanya, : ” Pegang apa itu ?,.. ya bagus,.. masuk saja kamu sekalian menjadi orang Kristen ? ” Istrinya terdiam, tetapi kemudian Dicky menjawab : ” Oh, begitu pah,.. dalam nama Tuhan Yesus Kristus, roh-roh yang menghalangi pekerjaan Tuhan Yesus di rumah ini saya perintahkan keluar sekarang ”. Tanpa di duga mereka, saat itu juga ayah Dicky jatuh ke lantai dan kemudian pingsan tidak sadarkan diri.
” Bagaimana ini Dick,.. apa yang terjadi dengan ayahmu ? ” mamanya Dicky panik.
” Tenang mah, kita panggil saja Wilbert ”.
Akhirnya mereka menghubungi Wilbert.

” Waktu kamu kesana ayahnya Dicky masih pingsan ? ” potong Gideon.
” Masih,.. kemudian di doakan rame-rame akhirnya ayahnya Dicky siuman, mulai mengenali orang-orang yang mengelilinginya.
” Apa yang terjadi om ” kata Wilbert.
” Memang saya kenapa ? ” kata ayahnya Dicky balik bertanya.
” Jadi papa tidak tahu apa yang tadi terjadi ? ”
” Yang papa ingat, ketika tadi papa duduk diluar sambil merokok, saya melihat ada seperti mahluk perempuan yang mendatangi papa, ia terus mendekat dan tiba-tiba papa tidak ingat apa-apa lagi ”
” Mama waktu itu juga begitu ” tiba-tiba Dicky menyela perkataan mamanya.

Waktu terus merambat, setelah beberapa waktu dilakukan perbicangan akhirnya Wilbert dan Ragil pamit pulang. Dalam perjalanan Wilbert bertanya pada Tuhan terkait dengan peristiwa yang baru saja di alami.
” Dibalik peristiwa tadi, apakah sebenarnya maksud Tuhan pada keluarga Dicky ? ”
” Ada tiga hal yang Ku maksudkan :
1. Agar mereka mengetahui, khususnya Dicky, bahwa ia sudah memiliki tanda-tanda orang percaya. Ia sudah memiliki kuasa untuk mengusir kuasa kegelapan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
2. Bagi mamanya, agar semakin yakin bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, agar ia tidak ragu lagi perihal pekerjaan Tuhan Yesus Kristus. Agar ia berani melangkah untuk mengikut Tuhan Yesus Kristus.
3. Pengajaran bagi ayah Dicky, bahwa tidak ada kekuatan apapun yang bisa mengalahkan kuasa Tuhan Yesus. Sudah waktunya ia introspeksi diri untuk melangkah dengan benar.

Malam semakin larut ketika Gideon kembali bertanya tentang pelayanan kepada Wilbert anaknya.
” Untuk acara 9,10,11 Januari tahun depan bagaimana ? ” tanya Gideon. Yang dimaksud Gideon adalah acara retreat SMA 51 di Puncak.
” Sepertinya Tuhan mengizinkan, tetapi bukan untuk kesaksian tentang pengangkatanku, karena Tuhan bilang belum waktunya. ”
” Maksudmu ? ”
” Pernah saya tanya sama Tuhan tentang acara yang papa maksud, boleh nggak menyampaikan kesaksian saya, Tuhan mengingatkan saya bahwa saya belum berusia 17 tahun, kalaupun akan kesaksian, terbatas pada pelayanan saja, bukan saat pengangkatan ”
” Oh, begitu ” jawab ayahnya pendek.

Demikianlah kehidupan Gideon bersama keluarga, dimana semakin hari semakin jelas panggilan Tuhan atas mereka masing-masing, khususnya bagi Gideon dan Wilbert. Sementara itu Yulia tumbuh pula dalam iman dan pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Berulang kali ia berikan kesaksian apa yang dialami beberapa waktu yang lalu, pada kedua orang tuanya, bahkan saudara-saudaranya. Ia tidak pernah putus asa sekalipun ia merasakan bahwa yang disampaikannya bagaikan membentur dinding yang begitu kuat. Samuel sendiri tidak lagi menjadi ajang peperangan antara terang dan kegelapan, sekalipun ia masih mencari jati diri khususnya dalam pergumulannya merenda masa depannya.

Kembali kepada Dicky dan keluarganya. Suatu ketika Wilbert di undang ayahnya Dicky, katanya ada sesuatu yang perlu ditanyakan. Wilbert menyempatkan diri untuk datang, ternyata terkait dengan pengalaman pribadi dengan sesuatu yang bagitu asing baginya.
” Apa yang terjadi om,.. ” sapa Wilbert ketika sampai di rumah Dicky.
” Waktu itu kepala saya pusing,.. kan Wilbert pernah bilang kalau kepala saya sakit, agar minta tolong Tuhan Yesus supaya menyembuhkan sakit saya. Waktu saya lakukan itu saya melihat ada bayangan putih yang datang kepada saya dan berkata : ” Ya,.. Aku akan menolongmu ” , pertanyaan saya apakah itu Tuhan Yesus yang bicara atau dari yang lain ? ”
” Om,.. harus menguji dulu apakah bayangan yang bersuara itu dari Tuhan atau bukan ? ” kata Wilbert
” Caranya menguji ? ” kata ayahnya Dicky.
” Salah satunya adalah, apakah ada damai sejahtera dalam hati om ? ”
” Terus gini Wilbert, menurut kamu Tuhan orang Kristen dan orang Islam sama nggak ? ”
” Berbeda om,.. kalau bagi orang Kristen Tuhan adalah Roh, sedang bagi orang muslim, Tuhan adalah zat ”

Banyak perbincangan yang dilakukan antara Wilbert dan ayahnya Dicky, diantaranya adalah kekecewaannya terhadap agamanya saat ini yang tidak ada kasih, tidak ada damai, malahan saling menyakiti, bahkan seringkali beberapa kelompok melakukan perbuatan yang mengerikan bahkan cenderung memuakkan.

Minggu 7 Desember 2008 ayahnya Dicky bersedia ke gereja bersama istri dan Dicky anaknya serta Wilbert yang sementara ini masih jadi pemandu. Kesan setelah mengikuti kebaktian di Balai Sarbini ternyata membuat ayahnya Dicky tertarik. Bagaimana selanjutnya perkembangan mereka tentu hanya waktu yang membuktikan. Kawanan domba Tuhan akankah terus ditambahkan melalui keluarga Dicky ?.

Dalam pada itu kembali Wilbert mengunjungi ibu Rosa. Ternyata ibu Rosa terbaring sakit di tempat tidur. Pembantunya yang membukakan pintu.
” Sakit apa tante ” sapa Wilbert.
” Sakit tua Wil ” jawab ibu Rosa tenang.

Perkembangan selanjutnya, nampak ketika jam kebaktian di Balai Sarbini anaknya ibu Rosa tilpon ke Wilbert, katanya ibunya semakin kritis dan saat ini di rawat di Rumah Sakit.
” Bagaimana dengan ibu Rosa Tuhan, apakah penyakitnya akan sembuh ? ” tanya Wilbert kepada Tuhan.
” Ia tidak akan melewati tahun baru 2009 ” jawab Tuhan.
” Apakah ibu Rosa akan Engkau ambil ? ” tanya Wilbert kembali.
” Ya ”
” Meninggalnya di dalam Engkau apa diluar Engkau Tuhan ? ” Wilbert kembali bertanya.
” Mengapa ia sakit, dan kemudian Aku ambil, adalah agar ia meninggal di dalam Aku ”
” Apakah boleh hal ini saya beritahu kepada ibu Rosa dan juga keluarganya ? ”
” Boleh,.. kalau kamu tega menyampaikannya ”

Malam itu Wilbert menceritakan hal itu pada ayahnya.
” Saran papa,.. sampaikan hal ini pada ibu Rosa dan juga anaknya secara bijaksana ”
” Saya juga sedang berfikir ke situ. Tetapi akan saya lakukan 4 mata saja ”
” Kalau dia di dalam Tuhan, ia akan siap kapanpun Tuhan akan ambil, justru ini merupakan khabar yang sangat baik.”
” Begitu ya pah,.. ”

Ke esokan harinya, Senin 8 Desember 2008, Wilbert mengunjungi ibu Rosa di Rumah Sakit. Seperti rencananya semula, Wilbert sampaikan apa yang ia dapat dari Tuhan.
” Tante sudah siap, bahkan semakin cepat semakin baik ” komentar ibu Rosa kepada Wilbert.
” Tetapi tante masih bisa mengalami perayaan Natal 2008 yang terakhir kali ” kata Wilbert selanjutnya.
” Kapanpun Tuhan panggil tante,.. tante siap ”
” Tante yakin kalau tante masuk sorga ? ”
” Iya,.. tante yakin ”
” Nama tante sudah dimateraikan dalam kitab kehidupan ? ”
” Tante sudah diperlihatkan nama tante pada kitab kehidupan ”
Demikianlah perbincangan yang indah antara Wilbert dan insan yang begitu siap menghadapi kematian. Ia sangat yakin bahwa kematian itu yang menghantarkannya semakin dekat dengan Tuhan Yesus. Ia tidak gentar, tidak takut, tidak gelisah, tidak ada beban sama sekali. Nampak penyerahan total kepada Juruselamatnya yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Beberapa hari kemudian, kembali Wilbert mengunjungi ibu Rosa di Rumah Sakit.
” Bagaimana keadaan ibu ? ” Wilbert menyapa.
” Yah beginilah, saya senantiasa sukacita. Menurutmu, kapan saya dipanggil Tuhan, kamu bisa tahu nggak ? ” ibu Rosa mencoba bertanya tentang dirinya.
” Tuhan tidak memberitahu saya, tepatnya kapan. Kalau ibu Rosa sendiri pernah bertanya pada Tuhan kapan ibu berangkat ? ”
” Tuhan juga tidak membertitahu saya tepatnya kapan ”
” Ya,.. berserah pada Tuhan saja ”
” Itu pasti ”

Ada peristiwa yang agak aneh di kamar ibu Rosa. Tiba-tiba ada seorang pria yang berusia sekitar 20 tahun dibawa dengan kursi roda ke kamar ibu Rosa. Ternyata ia pasien yang salah kamar. Setelah menyadari bahwa ia salah kamar, karena tidak mungkin pasien pria dicampur dengan pasien wanita, ia di dorong keluar kamar oleh petugas Rumah Sakit.
” Ikuti dia ” Tuhan berbicara kepada Wilbert.
” Ya Tuhan ” jawab Wilbert, yang segera mengikuti pria itu ke kamar sebelah kamar ibu Rosa. Tetapi apa yang terjadi kemudian, ternyata pria itu mengusir Wilbert agar keluar kamar, katanya, : ” Siapa dia ?,.. suruh keluar dia ”
” Bagaimana ini Tuhan, saya di usir keluar ” Wilbert mengadu pada Tuhan.
” Ikuti kata-katanya ” jawab Tuhan.

Wilbert segera keluar dari kamar pria itu. Ketika sampai diluar kamar, ia mendengar percakapan kedua orang tua pria muda itu.
” Menurut saya sebaiknya dia dibawa ke Rumah Sakit jiwa ” kata pria yang kemungkinan adalah ayah dari pria muda yang baru masuk perawatan.
” Mama nggak tega pah,.. masa anak dibawa ke Rumah Sakit jiwa sih ? ” jawab istrinya dengan sedih.
Wilbert sedikit mendapat gambaran tentang anak muda yang baru saja masuk perawatan, kemudian Wilbert bertanya pada Tuhan. ” Sakit apa dia Tuhan ”
” Belum saatnya kamu tahu ” jawab Tuhan.

Ke esokan harinya Tuhan sudah mengagendakan perjalanan Wilbert untuk hari itu.
” Akan kemana hari ini ? ” Gideon bertanya pada Wilbert sebelum berangkat bekerja.
” Belum tahu, tetapi ketempat yang baru ” jawab Wilbert.

Sore harinya Wilbert mengisahkan perjalanannya, demikian.
” Tuhan menyuruh saya ke arah perumahan Galaxy, kemudian mengarah pada RS Medika Galaxy. Sampai di Rumah Sakit yang dituju, Tuhan menyuruh saya ke lantai 2 kamar 206.”
” Terus ? ”
” Sebelum masuk di kamar 206, saya melihat ada seorang pria yang nampak sedang gelisah. Saya bingung mesti ngomong apa, kemudian saya bertanya kepada Tuhan,
” Saya mesti bagaimana Tuhan ”
” Sapa dia ”
Kemudian saya mendekati pria itu dan ku sapa, ” Syallom,.. ”
” Syalom ” jawab pria itu.
” Bapak sakit apa ? ” tanya Wilbert
” Ada gangguan ginjal ” jawab pria itu kembali.
” Percayakah bapak bahwa Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan penyakit bapak ? ”
” Saya percaya, tetapi saat ini saya sangat tenderita “
Kemudian Wilbert mengadakan perbincangan dengan pria itu lebih dalam ke arah penguatan iman dan pengharapan, bahwa hanya di dalam Tuhan Yesus selalu ada kekuatan, ada pengharapan serta kesembuhan.

Kembali pada keluarga Dicky, suatu sore Wilbert di undang ayahnya Dicky untuk datang kerumah. Ternyata apa yang dialami ayahnya Dicky sekeluarga, ia beritakan pada seorang kawannya yang beragama muslim. Reaksi kawannya langsung mengarah pada tuduhan bahwa ayahnya Dicky sudah murtad. Beberapa kali ayahnya Dicky memberikan kesaksian mujizat yang di alami ketika mengenal Tuhan Yesus Kristus. Tetapi ujung-ujungnya masuk ke dalam perdebatan yang rumit.
” Nanti sore jam 18.00 kawan om ini mau datang ke rumah om, bisa nggak kamu ikut dalam pertemuan, siapa tahu om tidak bisa menjawab pertanyaan teman om ” ayahnya Dicky memohon pada Wilbert.
” Kalau Tuhan ijinkan, saya akan datang om ” jawab Wilbert, yang langsung bertanya kepada Tuhan. ” Bagaimana ini Tuhan,.. saya perlu datang atau tidak ”
” Kalau keberadaanmu menjadi berkat bagi orang lain, kamu datang saja ” jawab Tuhan.

Sore hari, Wilbert datang ke rumah Dicky. Kawan ayah Dicky juga datang beberapa saat kemudian. Sebagai tuan rumah ayah Dicky memperkenalkan kawannya kepada Wilbert, demikian juga sebaliknya.
” Ini pak, anak ini yang membuat saya pindah agama ” ayah Dicky mulai membuka percakapan. Kawannya mungkin heran, apakah anak semuda ini sanggup menggoyahkan iman kawannya sehingga pindah agama. Apapun yang berkecamuk di dalam hatinya, kenyataannya ia saat ini tengah berhadapan dengan anak muda yang lulus SMP saja tidak.
” Sebelum kita mulai, bagaimana kalau kita janji dulu, barangsiapa yang kalah, agar mengikut yang menang ” Wilbert mengajukan syarat.
” Ya,.. saya setuju ” jawab lawan bicaranya.

Secara detail apa yang menjadi materi ” debat ” sore itu, tidak perlu dijelaskan disini, agar tidak menjadi polemik dimasa yang akan datang. ” Debat ” yang terjadi sebenarnya bukanlah debat terbuka, artinya hanya disaksikan beberapa orang. Sekilas inti materi berkisar pada siapakah Tuhan itu sebenarnya. Zat atau Roh. Masing-masing menjelaskan tentang pendapatnya, baik yang mengatakan Zat maupun yang mengatakan Roh. Kemudian diadakan kesimpulan dan pengujian dengan alat bantu logika.

Kemudian beralih pada pemahaman Tri Tunggal, atau Trinitas. Bapa, Putra dan Roh Kudus. Mengapa dikatakan Bapa, Putra dan Roh Kudus. Dalam kaitan dengan pertanyaan ini Wilbert menjelaskan apa yang menjadi pemahamannya selama ini. Pada mulanya memang sangat sulit dimengerti. Tetapi ketika dijelaskan agak simple, barulah lawan bicaranya bisa memahami.

Beralih tentang ” Kidung Agung ”, mengapa terdapat dalam Alkitab. Bukankah isinya cenderung porno ?. Wilbert menjawab bahwa Kidung Agung berisi kisah cinta Salomo dengan istrinya. Dalam menjawab pertanyaan ini Wilbert kurang begitu memahami kisah asmara Salomo dan tidak bisa menjiwai karena memang ia masih sangat muda, belum mencapai 17 tahun. Tetapi akhirnya lawan bicaranya bisa mengerti tujuan mengapa Kidung Agung ada diantara Alkitab orang Kristen.

Berlanjut materi kepastian keselamatan.
Wilbert bertanya, : „ Bapak yakin bahwa bahwa bapak nanti akan masuk sorga ?. “.
“ Yah,.. saya tidak bisa menjawab pasti, karena tergantung dari amal kita “.
” Artinya tidak ada jaminan bahwa bapak masuk sorga ? ”
” Ya, memang begitu ”
” Kalau saya sangat yakin bahwa saya pasti masuk sorga, mungkin ini bedanya antara saya dengan bapak ” Wilbert menjelaskan. Kemudian kembali Wilbert meneruskan,.. ” Kalau bapak tidak yakin masuk sorga,.. dan nantinya kalau ternyata bapak tidak masuk sorga, saat itu waktu tidak bisa di ulang. Saat itu bapak tidak bisa lagi memilih,.. harus menerima apa yang sudah menjadi pilihan bapak ketika bapak masih hidup.”
” Yah itu bisa saja terjadi ” jawab lawab bicaranya perlahan.
” Jadi, bagaimana ? ” Wilbert agak diatas angin.
” Saya akan pikir-pikir terlebih dahulu ”.

Pembicaraan akhirnya selesai dengan kemenangan di pihak Wilbert. Argumentasi lawan bicaranya selalu bisa dipatahkan. Tetapi sebenarnya hal itu tidak mengherankan, karena Wilbert menjawab dengan terlebih dahulu minta tuntunan Tuhan dalam hal menjawab. Tuhan yang memberikan jawaban. Lawan bicaranya tidak tahu bahwa Wilbert bisa berkomunikasi dengan Tuhan secara langsung.

Kamis 18 Desember 2008, ada kebaktian Natal di BTC Bekasi. Rencana semula Yulia dan ke 4 anak Gideon akan datang, tentu Gideon juga beserta dengan mereka. Waktu hampir pukul 18.00, tiba-tiba Wilbert menyatakan bahwa ia tidak jadi berangkat.
” Kenapa tidak jadi ikut ? ” tanya ayahnya.
” Rohku mau diangkat ” jawab Wilbert santai.
” Oh, ya sudah,.. salam untuk Tuhan ” jawab Gideon santai.

Selepas doa pagi Gideon bertanya pada Wilbert tentang kabar dari surga.
” Ada sesuatu yang perlu disampaikan ? ”
” Ada beberapa yang boleh saya sampaikan dan ada yang belum saatnya disampaikan ”
” Yang boleh tentang apa ? ”
” Tentang ibu Rosa, ayah Dicky itu boleh disampaikan ” jawab Wilbert perlahan, kemudian kembali berkata,.. ” yang belum saatnya adalah mengenai pelayanan Wilbert ketika berusia 17 tahun.

Demikian sekelumit perbincangan keluarga Gideon sesudah doa pagi bersama.

Sementara itu ibu Rosa masih tergeletak di Rumah Sakit. Sesekali Wilbert menengok di Rumah Sakit untuk memberikan penghiburan. Menjelang Natal ibu Rosa masuk ruang ICU, karena memang secara medis, sakitnya semakin parah. Dan pada tanggal 26 Desember 2008 ibu Rosa dipanggil pulang ke pangkuan Bapa Surgawi pada usia 57 tahun. Tiada air mata mengalir khususnya bagi anak-anak yang ditinggalkan, karena mereka tahu kemana mama mereka pergi.

Dalam pada itu keluarga Dicky terus masuk dalam proses kehidupan, sampai akhirnya ayah dan mamanya Dikcy masuk dalam iman untuk baptis selam di GTI menjelang akhir tahun 2008. Satu keluarga membuat malaikat surgawi bersorak sorai. Namun kebahagiaan mereka tidak berlanjut, karena berita pembaptisan mereka segera diketahui kelurga mamanya Dicky yang spontan masah besar. Bukan hanya itu, ternyata warga setempat juga sudah mengetahui bahwa Dicky dan seluruh keluarganya masuk Kristen.

“ Keluarga Dicky akan menghadapi masalah yang cukup rumit “ kata Wilbert kepada ayahnya.
“ Tuhan memberitahu kamu ? “ tanya ayahnya.
” Iya,.. ” jawab Wilbert sambil menghela nafas dalam dalam.
” Apa yang akan kamu lakukan ? ”
” Sebentar lagi saya mau kesana,.. Dicky memberitahukan bahwa masyarakat sekitar rumah tinggal mereka sudah banya yang mengetahui bahwa keluarga Dicky sudah menjadi orang Kristen ”.

Sore itu Wilbert bergegas ke rumah Dicky. Sampai di tempat yang dituju, langsung masuk dalam pembicaraan yang serius dan mulai menegang, karena sudah mulai dengar suara teriakan di luar rumah, semakin lama semakin banyak dan keras.
“ Kembalilah ke agama semula,.. kembalilah “ teriak mereka bertubi-tubi.
Semakin lama semakin ramai, hal itu membuat suasana terasa begitu mencekam.
Wilbert bertanya kepada Tuhan katanya, ” Tuhan apa yang harus kami lakukan ? ”
” Tetap tenang,.. tidak akan terjadi apa-apa ”.
Sementara teriakan diluar semakin kuat, Dicky berulang kali berteriak di dalam doa kepada Tuhan, ” Tuhan,.. tolong kami,.. usir mereka semua di dalam nama Tuhan Yesus Kristus,.. Tolong Tuhan,.. kirimkan malaikat Tuhan untuk mengusir mereka, untuk menampar mereka yang berteriak-teriak diluar sana,.. ” Dan,… teriakan diluar rumah Dicky menjadi semakin mengecil,.. dan akhirnya hilang sama sekali. Ketika di intip keluar, ternyata tidak ada satu orangpun di luar rumah.
” Kemana mereka Tuhan ? ” Wilbert bertanya kepada Tuhan.
” Itulah adalah jawaban doa ” jawab Tuhan.

Malam itu Wilbert terus menguatkan keluarga Dicky,.. bahwa untuk mengikut Tuhan Yesus memang ada harga yang harus dibayar. Selain memang harus menyangkal diri sendiri dan memikul salib setiap hari.

Pagi-pagi sekali Wilbert mendapat khabar bahwa ada seorang ulama yang mengajak berdebat. Dia adalah seorang ulama yang diajukan kawan ayahnya Dicky yang pernah kalah dalam ” perdebatan ” dengan Wilbert. Ulama itu mengajak berdebat sore nanti. Wilbert segera bertanya kepada Tuhan, perlukah melayani ajakan ulama tadi atau di hindari. Tuhan menjawab bahwa sebaiknya ditemui saja.

Menjelang pukul 18.00 Wilbert berangkat ke rumah Dicky. Sampai di tempat yang dituju, ulama belum datang. Sambil menunggu ulamanya datang, kembali mereka yaitu Wilbert dan juga kedua orang tua Dicky, mengadakan perbincangan. Sore itu ternyata ada kakaknya Dicky yang baru datang dari Purwokerto. Mengenai kakaknya Dicky ini ternyata telah lebih dahulu bertobat. Semula ketika baru tiba ditengah-tengah keluarganya merasa bimbang dan ragu apakah terus terang apa tidak kalau ia sudah menjadi orang Kristen, karena saat itu ia tidak tahu bahwa kedua orang tuanya dan juga adiknya yaitu Dicky sudah menjadi orang Kristen. Namun ketika ia sampai di rumah ia merasakan adanya perubahan yang luar biasa, dimana akhirnya ia tahu bahwa keluarganya sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.

Tidak terlalu lama mereka menunggu, akhirnya ulama yang ditunggu-tunggu datang juga. Seperti yang sudah di duga semula, ia mengajak agar keluarga Dicky kembali ke agama semula, namun sepertinya ajakan ulama tersebut tidak mendapatkan respon dari mereka. Kemudian ulama tersebut melontarkan pertanyaan-pertanyaan seperti yang pernah disampaikan kawannya beberapa hari yang lalu. Ia minta penjelasan tentang Trinitas, tentang Kidung Agung dan lain sebagainya.

Wilbert kembali bersandar kepada Tuhan bagaimana menjawab pertanyaan ulama tersebut. Terbukti bahwa penyertaan Tuhan begitu sempurna sehingga tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab dengan baik. Dan ketika berbicara tentang kepastian keselamatan, ulama tersebut sekali lagi tidak bisa memberikan jaminan keselamatan ketika meninggalkan dunia ini. Wilbert menekankan perbedaan yang hakiki antara pengikut Yesus Kristus dengan yang lainnya, dimana hanya yang mengikut Yesus Kristus sajalah yang mendapatkan kepastian selamat dan masuk sorga, selama taat dan setia sampai pada akhir hidupnya.

Sampai disini sang ulama tidak lagi memperpanjang perbincangannya dengan Wilbert, ia bergegas mohon diri.
“ Tuhan,.. kok pertanyaannya tidak terlalu sulit untuk menjawab ? “ kata Wilbert kepada Tuhan.
“ Aku yang membuat pertanyaan muncul dalam hatinya “ jawab Tuhan.
“ Oh, begitu “.
“ Sengaja tidak terlalu panjang, karena tugas keluarga ini belum selesai.

Sepeninggal ulama tersebut, maka segera berkerumun banyak orang disekitar rumah Dicky. Mereka mulai berteriak dengan keras. Ada beberapa orang yang sudah mulai melempar dengan batu.
” Ayo bakar rumahnya, …. bakar rumahnya,…. ” terdengar teriakan dari luar rumah.
” Ayo kembali ke agama semula, … atau kami bakar rumahnya,… ” semakin ramai teriakan di luar sana.
” Tinggalkan daerah kami,… tinggalkan tempat ini,… atau kembali,.. ” suasana semakin tidak terkendali.

Sementara itu ayah Dicky, tidak bisa terus menerus berdiam diri. Ia kemudian keluar menemui mereka yang adalah tetangga-tetangganya sendiri.
” Harap tenang saudara-saudara ” ayah Dicky berusaha menenangkan masa.
” Kembali,… atau tinggalkan tempat ini ” itulah jawaban mereka serentak.
” Baiklah,.. besok pagi kami akan pindah ” jawab ayahnya Dicky dengan tegar.

Satu demi satu kerumunan masa berangsur bubar, dan akhirnya sepi seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Langit semakin gelap, sesekali mendung menutup sinar bulan yang memang tidak sedang penuh. Dicky dan kedua orang tuanya serta kakaknya berkumpul untuk membahas langkah apa yang akan di ambil esok hari.
” Besok pagi kita akan pindah,.. tetapi sebenarnya papa sedang tidak ada biaya untuk pindah ” ayahnya Dicky berkata kepada keluarganya.

Wilbert terketuk hatinya, ia bertanya kepada Tuhan, katanya : ” Tuhan,.. keluarga Dicky perlu biaya untuk pindah tempat tinggal,.. sedangkan mereka tidak ada biaya untuk kepindahannya, apa yang saya bisa bantu untuk mereka Tuhan ? ”
” Beri mereka uang ” jawab Tuhan singkat.
” Berapa Tuhan ? ” tanya Wilbert apa adanya.
” 2 juta rupiah ”
” 2 juta Tuhan ? ” Wilbert konfirmasi.
” Iya,.. benar ” jawab Tuhan sekali lagi.
” Banyak sekali Tuhan ? ” Wilbert seakan tidak percaya.
” Tidak bisakah kamu taat ? ” Tuhan mengingatkan Wilbert akan sebuah ketaatan,
” Ya Tuhan, saya mau taat ” Akhirnya Wilbert pasrah.

Kemudian Wilbert mendekati ayah Dicky, dan berkata : ” Om,.. Wilbert hanya bisa bantu 2 juta rupiah om untuk meringankan beban om ”.
” Aduh,.. terima kasih Wilbert atas bantuan yang memang sangat om butuhkan ” kata ayahnya Dicky terharu.
Ke esokan harinya, Wilbert kembali berkunjung ke rumah Dicky untuk membantu perpindahan rumah Dicky dan keluarganya ke Purwokerto. Kira-kira tengah hari berangkatlah keluarga Dicky menuju tempat yang baru, lingkungan yang baru guna menyongsong kehidupan yang baru bersama agama yang baru yaitu hidup di dalam Yesus Kristus.

Selanjutnya ?,… ikuti terus kisahnya,..
Tuhan Yesus memberkati.

Tinggalkan komentar