r. Karya Roh Kudus,..

Minggu, 4 September 2005. Bagi kebanyakan orang adalah hari yang biasa-biasa saja, tetapi bagi beberapa orang adalah hari yang sangat luar biasa. Khususnya yang terbebaskan dari cengkeraman dan tipu daya setan. Ada yang mensinyalir bahwa ini adalah rekayasa, itu dikatakannya sebagai ungkapan pembelaan diri semata, tanpa ia lihat dengan kedua matanya betapa luar biasa karya Roh Kudus dinyatakan di depan umat yang berhimpun di dalam nama-Nya.

Dalam sebuah kebaktian di Tiberias Hero. Waktu itu dipimpin oleh Pdt. S. Yunus. Penulis bisa laporkan karena melihat dengan mata kepala sendiri, bukan kata siapa. Dengan lantang Pdt. S.Yunus mengatakan, : “ Saya diberitahu Roh Kudus bahwa ada diantara kalian yang membawa jimat. Satu warna merah dan yang satunya berwarna putih, saya minta kedepan dan menyerahkan jimat-jimat itu untuk di hancurkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus “.

Tidak ada respon dari anggota jemaat yang saat itu diperkirakan berjumlah sekitar seribu orang. Dengan sabar Pdt. S. Yunus masih menunggu beberapa saat, sambil mengatakan bahwa sekarang bukan saatnya merasa malu untuk menelanjangi setan. Dan kalau tidak mau menyerahkan sekarang, jangan salahkan saya kalau saya selesai pelayanan tidak mengiraukannya lagi. Dan jangan coba membuang sediri kalau tidak mau binasa di tangan setan itu demikian Pdt. S. Yunus menambahkan.

Tetap tidak ada respon. Namun ketika itu kedua tangan Pdt. S. Yunus diposisikan sedemikian rupa di depan matanya sambil mengatakan “ Saya diberitahu dengan jelas oleh Roh Kudus, dan pemberitahuan Roh Kudus tidak pernah salah, ada jimat diantara kalian. Merah dan putih. Ya,.. semakin jelas dan saya bisa ambil sendiri kalau memang tidak bersedia menyerahkan untuk dihancurkan. Masih saya beri waktu untuk datang dan menyerahkan jimat itu. Tidak usah malu untuk sebuah kebenaran. Sekaranglah saatnya anda bebas dari belenggu dan tipuan setan “

Sementara Pdt. S. Yunus terus menerus mengucapkan himbauannya, seorang laki-laki keturunan Tionghoa nampak serta merta berdiri dan maju kedepan mesbah sambil membawa kantong kecil berisi jimat yang berwarna merah. Segera jimat diterima Pdt. S. Yunus dan dikeluarkan dari kantongnya. Segera dihancurkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Tidak lama kemudian datang seorang wanita setengah baya kedepan mesbah. Terjadi komunikasi dengan Pdt. S. Yunus, namun akhirnya Pdt. S. Yunus berteriak dengan lantang, : “ Setan benar-benar licik , tahu saudara bahwa jimatnya disimpan di pangkal paha ibu ini ? Makanya ibu ini harus membukanya sendiri di kamar kecil, tidak mungkin di bongkar disini. Benar saudara ? “

Maka ibu itu diantar oleh kawannya ke kamar kecil. Dan memerlukan waktu cukup lama sampai ia kembali ke depan mesbah sambil membawa benda yang di dalamnya ada sebuah jimat berwarna putih. Kembali benda itu dihancurkan di dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika sampai pada urapan Roh Kudus, unsur    kuasa kegelapan dari ibu itu maupun pria yang pertama menyerahkan jimatnya di halau keluar dari tubuh masing-masing.

Bukan hanya mereka berdua yang merasakan dampak hadirnya Roh Kudus, melainkan beberapa jemaat bermanifestasi, bahkan ada seorang wanita yang lain yang tiba-tiba lari kedepan mesbah dan berusaha menyerang Pdt. S. Yunus yang sedang berapi-api memohon curahan Roh Kudus. Maka tak ayal lagi setan langsung berhadapan dengan Roh Kudus. Wanita itu nampak menggelepar dan roboh.

Sementara itu di sekeliling penulis berdiri menyaksikan urapan Roh Kudus yang sangat luar biasa, beberapa orang nampak manifestasi. Ada yang menggelepar di lantai, ada yang manifestasi dengan gerakan-gerakan yang tidak masuk akal, ada yang sekedar berteriak-teriak dan ada yang langsung roboh dan bergulingan di lantai. Para pekerja baik laki-laki ataupun perempuan bau membahu membantu mereka yang manifestasi. Senjata mereka adalah iman dan minyak olesan.

Musik yang mengalun sangat menunjang acara demi acara sampai akhirnya wanita yang mencoba menyerang Pdt. S. Yunus siuman dan bisa bangkit berdiri dengan wajah yang tidak lagi sangar dan buas melainkan sosok wanita yang lembut, yang tersipu-sipu mengangguk ketika Pdt. S. Yunus bertanya apakah sudah baik sekarang ini.

Kebaktian yang penuh berkat dan curahan Roh Kudus sampai pada akhirnya. Pdt. S. Yunus masih bertugas di Bulak Kapal, dan suasana gereja sedikit demi sedikit menjadi sepi dan hening seiring dengan pulangnya anggota jemaat yang pulang kerumah masing-masing. Hari ini kembali setan ditelanjangi dan dipermalukan didepan anak-anak Allah. Roh Kudus kembali nampak dalam karya Agungnya, menumpas dan mengalahkan tipu daya setan. Terpujilah Tuhan. Haleluya.

Ke esokan harinya, kembali keluarga Gideon diterpa kondisi yang cukup pelik. Dalam pengertian sulit diterima di akal sehat, tetapi secara iman tetap ada benang merahnya. Tentu saja dalam kaitannya dengan pengajaran Tuhan pada keluarga Gideon. Namun kali ini terfokus pada apa yang di alami Yulia, Samuel dan Wilbert yang saat itu badan jasmaninya dalam kondisi demam sehingga hari itu tidak bisa masuk sekolah.

Senin, 12 September 2005 pagi hari menjelang Gideon berangkat bekerja. Terlihat oleh Gideon betapa Stevanie ingin jalan-jalan dengan sepeda motor. Samuel pun menawarkan diri mengeluarkan motor dari garasi. Masih ada waktu setengah jam demikian pikir Gideon, sehingga mengijinkan Samuel membawa Stevanie jalan-jalan lebih dahulu dengan sepeda motor.

“ Jangan lewat jam 06.00 “ pesan ayahnya ketika melepas Samuel dan Stevanie.

“ Iya “ jawab Samuel sambil putar gas motor yang segera berlalu.

Pukul 06.00 lewat beberapa menit, Samuel belum datang. Mulai Gideon beberapa kali ke jalan menengok barangkali Samuel sudah datang dari jalan-jalan. Lima belas menit kemudian juga tetap belum datang, Gideon mulai nampak gelisah berjalan kian kemari.

“ Kesabaran papa sedang di uji “ komentar Wilbert sambil duduk bersila.

“ Iya, barangkali “ jawab si ayah mencoba tersenyum sekalipun ia merasakan demikian hambar.

Pukul 07.00 masih belum datang juga. Kali ini Gideon tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Ia galau sekali khawatir kalau terjadi sesuatu pada Samuel dan Stevanie. Dalam kekalutannya ia duduk diam dibangku menghadap hadirat Tuhan, memohon belas kasihan Tuhan agar memberikan perlindungan bagi Samuel dan Stevanie agar tidak terjadi sesuatu apapun yang tidak di inginkan. Tidak lupa ia memohon kembali damai sejahtera yang beberapa saat yang lalu hilang begitu saja.

Kurang lebih sepuluh menit kemudian terdengar suara standar motor. Segera Gideon berlari kedepan rumah, dan Samuel sudah nampak disitu bersama Stevanie sambil tersenyum yang dipaksakan dengan mimik wajah tanpa merasa bersalah sedikitpun. Dengan menekan rasa kecewanya Gideon melontarkan beberapa kata sebagai teguran yang dipoles sedemikian rupa sehingga tetap terdengar lembut ditelinga, sekalipun sebenarnya bermakna demikian dalam sekaligus pedas.

Hari itu Gideon kembali terlambat bekerja dengan sebab yang kurang bisa diterima akal sehat. Hanya karena Samuel tidak tepat waktu sehingga berakibat satu jam terlambat bekerja. Dirinyakah yang bersalah telah memberi kesempatan Samuel dan Stevanie jalan-jalan ? Tetapi layakah ia kekang anaknya untuk hanya sekedar menggunakan sepeda motor. Toh masih ada waktu, tetapi yang jadi masalah justru kepercayaan yang diberikan pada Samuel tidak di jaga dengan baik.  Tetapi benarkah Samuel tidak bisa menjaga kepercayaan yang diberikan oleh ayahnya ? Atau adakah unsur yang lain dibalik peristiwa itu selain untuk menguji kesabaran ayahnya ?  Ternyata tidak ada pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Malam menjelang tidur barulah terungkap.

Kurang lebih pukul  20.00 Gideon memasukkan motor ke garasi. Sepi keadaan rumah. Tidak ada tawa dan senda gurau, tidak ada suara musik dan suara-suara yang lain. Demikian hening. Ada apa dirumah ini demikian pertanyaan timbul dalam hati Gideon. Bukankah waktu masih sore ? Mengapa demikian senyap dan cenderung mencekam ?. Satu demi satu kamar dibuka. Wilbert sedang asyik membaca komik mengenai cerita yang di ambil dari Alkitab. Samuel sedang asyik di depan komputer entah apa yang dilakukannya. Ketika membuka kamarnya sendiri, nampak Yulia tengah menidurkan Stevanie yang juga nampak Ragil yang nyaris tertidur.

“ Yang tadi pagi bukan Samuel “ kata Yulia ketika melihat suaminya duduk di bibir tempat tidur.

“ Lantas siapa ? “ tanya si suami ringan.

Bersamaan dengan itu Wilbert masuk ke kamar menyela pembicaraan yang baru masuk babak permulaan.

“ Wilbert saja yang cerita kejadian hari ini ya ? “ pinta mamanya sambil bangun dari posisi tidurnya.

“ Ya,.. mamalah yang lebih tahu, karena khan Wilbert seharian ini sedang sakit, sehingga tahunya ya tidur seharian “ jawab Wilbert.

“ Kamu seharian tidur ? “ tanya mamanya.

“ Memang Wilbert ngapain ? Khan badan Wilbert panas begini, dan memang Wilbert hanya tidur-tiduran saja di tempat tidur, memang apa yang Wilbert lakukan ? “ balik Wilbert bertanya.

“ Yang tadi membantu mama bukankah kamu, yang pipinya ditampar Samuel bukankah kamu ? Yang membuka pintu dapur ketika mamamu dikunci bukankah kamu ? Yang mendobrak pintu Samuel dan kamar Ragil bukankah kamu ? Yang mencoba mengikat Samuel dengan selendang bukankah itu kamu, dan yang meminta mama telpon papamu bukankah kamu ? “ si mama mencoba menggali memori Wilbert.

Wilbert tidak segera menjawab pertanyaan mamanya yang bertubi-tubi melainkan duduk tenang tepekur berdoa berkomunikasi dengan Roh Kudus. Beberapa saat kemudian ia membuka mata dan mengatakan :

“ Tahu sekarang,.. yang melakukan semua itu memang tubuh Wilbert tetapi bukan roh Wilbert melainkan Roh Kudus sendiri, Roh Kudus memberitahu tahu saya apa yang terjadi hari ini, juga termasuk roh apa yang memasuki tubuh mas Samuel.”

“ Roh apa ? “ tanya mamanya tidak sabar.

“ Anti Kristus “ jawab Wilbert pendek.

“ Ketika tadi pagi Samuel meminta uang, mama sudah uji agar Samuel menyembah Tuhan Yesus berulang-ulang, kemudian mama minta agar Samuel menyebut darah Yesus berulang-ulang, kemudian juga mama uji dengan membaca Wahyu 20:10 juga lima kali berturut-turut, dan dilakukan dengan sempurna “ Yulia mencoba menjelaskan kepada Wilbert dan juga suaminya.

“ Dia Lucifer ma,.. makanya bisa lakukan itu “ papar Wilbert

“ Apa yang dilakukan Samuel hari ini !? “ tanya Gideon pada istrinya.

“ Ketika ia pulang jalan-jalan dengan Stevanie tadi pagi, ia kemudian pergi ke dapur. Kemudian kedua kompor dinyalakan sekalipun tanpa benda apapun yang harus dimasak diatas kompor. Setelah itu memberitahu mama bahwa kompor menyala. Tentu saja mama langsung kedapur dan mematikan kompor yang menyala. Ketika mama di dapur itulah pintu di kunci dari dalam rumah sehingga mama tidak bisa masuk kedalam. Di dalam rumah Samuel tertawa-tawa lebar dengan suara yang menyebalkan. Kemudian mama ke luar samping kamar mama dan mama pikir Wilbert tidur disitu. Mama membangunkan kamu agar membukakan pintu sambil mengatakan bahwa mas Samuel kemasukan setan. Tetapi yang muncul dari kamar itu malahan Samuel dengan menyeringai dan mengagetkan mama. Kemudian pindah ke kamar yang lain yang ternyata Samuel sudah lebih dahulu muncul disitu. Ternyata kamu di kamar Ragil dan mendengar teriakan mama dan kamu membuka pintu dapur sehingga mama bisa masuk ke dalam rumah. Setelah itu kemudian kamu mendobrak kamar Samuel dan mencoba mengikat Samuel. Tetapi malah dia mengancam akan membunuh anak ini, karena sebenarnya anak ini rohnya masih tidur nyenyak. “ papar Yulia sambil manarik nafas dalam-dalam.

“ Tadi mama bilang Wilbert ditampar Samuel, bagaimana kejadiannya ? “ tanya Gideon.

“ Ketika di kamar Ragil, entah memperebutkan apa tiba-tiba Samuel menampar Wilbert, dan Wilbert juga kemudian membalas menampar Samuel. “ jawab Yulia sambil memandang Wilbert.

“ Benar seperti itu, tetapi saya tidak merasakan sakit apapun, bahkan saya merasakan tenaga Roh Kudus yang tersalur melalui tangan Wilbert  sangat luar biasa. Hanya dengan kedua tangan dengan mudah pintu yang terkunci bisa dibuka, kemudian ketika saya melempar tali plastik, sekalipun dengan sedikit tenaga, tetapi lontarannya luar biasa bahkan ketika secara perlahan saya memukul kaki Stevanie, ia menangis kesakitan, dan bahkan ada bekas tangan Wilbert disitu, tetapi sekarang sudah biasa lagi “ kata Wilbert sambil memandang kedua telapak tangannya.

Pintu kamar terbuka, ternyata Samuel. Segera ia duduk bergabung.

“ Apa yang kamu lakukan hari ini ? “ tanya ayahnya sambil menatap Samuel dengan lembut.

“ Yang saya ingat adalah saya baru bangun pukul 15.30. karena tadi malam, pukul 03.00 baru bisa tidur. “

“ Lantas tadi pagi yang jalan-jalan dengan Stevanie kerumah Ranie siapa ? “

“ Saya tidak tahu “ jawab Samuel pendek.

“ Yang tadi pagi minta uang tujuh ribu siapa ? “ tanya mamanya

“ Mana saya tahu, lha kan saya baru bangun “ kembali Samuel menjawab.

Pembicaraan yang “ aneh “ diakhiri dengan doa malam bersama. Setelah itu masing-masing ke kamar untuk istirahat.

Tinggalkan komentar