b. Nalar dan iman,..

Ia ingat kisah Ayub, yang di ijinkan Tuhan dicobai iblis dengan berbagai penderitaan yang hampir-hampir membuat dia jatuh. Beruntung segera Ayub ingat akan kebaikan Tuhan sehingga ia segera menyadari kekeliruannya dan berbalik kepada Tuhan. Dan memang itulah yang Tuhan mau. Pertobatan.

Beberapa kali Gideon ditelepon kawan-kawannya yang bertanya banyak hal terutama yang berkaitan dengan businessnya. Hatinya pedih dan sangat sedih. Ia tahu kawan-kawannya tidak bersalah. Mereka hanya menggunakan haknya untuk mendapatkan sesuatu. Ia tidak ingin hati kawan-kawannya menjadi luka karenanya. Namun sekalipun sudah berusaha menahan diri dengan sekuat tenaga akhirnya ia tumbang. Tetapi ketika ia tumbang, ia tumbangkan dirinya kedalam kasih Tuhan. Ia mau kalaupun ia jatuh, ia jatuh kedalam pelukan Tuhan, jatuh kedalam cengkeraman Roh Kudus.

Ia merasa dirinya demikian tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan apapun sehingga akhirnya ia berlari kepada Dia yang selama ini menjadi pengandalannya. Ia katakan apa yang menjadi permasalahannya sekalipun ia tahu bahwa Dia sudah tahu. Ia sampaikan keluh kesahnya dan beban yang selama ini menghimpitnya. Ia percaya bahwa Dia adalah Allah Yang Kuasa membela anak-anakNya.

Kalau benar-benar Tuhan ijinkan dirinya menjadi seperti Ayub apakah sudah siap ? Kata-kata itu beberapa kali bermain dalam benak dan pikirannya. Ya,.. tidak ada kata lain selain kata ya, sebagai konsekuensi mengiring Yesus. Namun ia ingat akan pernyataan Firman yang mengatakan bahwa Tuhan tidak akan memberikan beban yang melampaui kekuatan milikNya. Tuhan tahu sebatas mana manusia bisa bertahan dan sebatas mana ia tidak lagi kuat menanggungnya.

Saat ia kedangkan tangannya, ia ulurkan tangannya kepada Tuhan, ia sangat berharap agar Tuhan segera menjawab sesuai harapannya. Tetapi ia tidak rasakan apa-apa. Apakah Tuhan sedang menguji kesabarannya ? Itu yang timbul dalam pikirannya sehingga ia bukannya menjadi kendor dalam pengharapannya kepada Tuhan, tetapi justru sebaliknya.

Secara nalar, ia sudah habis dibantai kanan kiri. Dari sisi ekonomi benar-benar berantakan tidak karu-karuan. Dari sisi moral ia sangat teriksa dengan berbagai permasalahan yang sepertinya tiada habis-habisnya. Datang dan pergi silih berganti.

Rabu, 12 Oktober 2005 sebelum Gideon berangkat bekerja, ia dapati Samuel masih tidur. Melalui penuturan istrinya ia tahu bahwa saat kemarin malam perilakunya mencurigakan. Adalah sangat tidak wajar kalau ia ketakutan ketika melihat VCD Pdt. Y. Pariaji.

Dan ternyata benar apa yang disampaikan Yulia P. Ketika minyak urapan di oleskan pada wajahnya, Samuel memberikan reaksi penolakan. Dan segera digelar persiapan untuk perang dengan kuasa kegelapan. Pengaman tidak lupa disiapkan dengan baik. Dan seperti biasa maka masing-masing mengkuduskan diri terlebih dahulu sebelum menggempur iblis dan kawan-kawannya.

Hujatan demi hujatan keluar dari mulut Samuel. Ia berani menantang Tuhan Yesus dengan terang-terangan dan dengan lantangnya. Tetapi Gideon, Yulia P dan Wilbert tidak gentar bahkan mencoba mengorek keterangan siapakah dibalik roh yang menggunakan tubuh Samuel. “ Ia “ mulai menyebutkan jati dirinya. Tetapi Gideon menyadari bahwa setan adalah penipu ulung sehingga setiap kali “ roh itu “ menjawab harus dengan kebenaran yang sesungguhnya, dan kalau berdusta maka Gideon akan panggil malaikat Mikhael untuk membawanya ke jurang maut. Maka beberapa kali “ roh itu “ mengatakan bahwa ia mengatakan yang sesungguhnya.

Saat Gideon meminta agar roh itu meninggalkan tubuh Samuel, roh itu menolak dengan tegas. Ia sebutkan beberapa kalimat yang menyatakan bahwa sudah lebih dari sebulan roh Samuel ditawan di Laut Selatan. Gideon tidak peduli dengan apa yang dikatakan roh melalui mulut Samuel. Bahkan Gideon bertanya dengan tatapan mata yang tajam,

“ Lihat mata saya “. Samuel hanya menunduk tetapi kemudian ia menjawab,

“ Saya tidak berani “

“ Mengapa kamu tidak berani menatap mata saya ? “

“ Karena kamu kudus “

“ Bicara yang sebenarnya, tatap mata saya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus !! “ Dipaksa demikian  sekilas ia melihat, tetapi segera kembali menundukkan kepala.

Kemudian Gideon meminta Yulia P dan Wilbert bersama sama mengusir kuasa kegelapan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dan tidak lama kemudian dengan hentakan yang cukup besar, roh itu meninggalkan tubuh Samuel yang segera roboh kesamping dengan lemahnya. Tidak lama kemudian Samuel menggeliat dan dengan lemahnya mengatakan bahwa rohnya masih di ikat dengan rantai oleh tentaranya Nyai Roro Kidul. Maka Gideon, Yulia P, dan Wilbert kembali bersatu di dalam doa, melepaskan rantai apapun yang mengikat roh Samuel, dan meminta agar Tuhan mengembalikan roh Samuel ke dalam tubuhnya.

Seiring dengan kata amin sebagai akhir dari doa mereka, maka Samuel kembali sadar seperti semula. Ia bisa tersenyum, tertawa dan mampu mengucapkan Wahyu 20:10 di luar kepala. Ia tidak ingat apapun yang dia lakukan minggu-minggu terakhir ini, termasuk kepergiannya ke Kebumen untuk mengikuti KKR, bahkan apa yang dialami di pantai Selatan bersama Amos, ia tidak tahu sama sekali. Ia tidak tahu siapa mas Yo, dan kawan-kawan barunya.

Gideon kemudian konfirmasi ke Wilbert agar bertanya pada Roh Kudus tentang fenomena yang di alami Samuel kakaknya. Setelah selesai konfirmasi Wilbert menjelaskan, bahwa ketika roh Samuel yang asli di ikat kuasa kegelapan, maka tubuhnya di ijinkan Tuhan digunakan kuasa kegelapan untuk menguji kepekaan kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan Samuel ada roh duplikat Samuel, dimana terkadang dipakai Roh Kudus, dan pada kesempatan yang lain digunakan kuasa kegelapan.

Secara nalar, ini adalah kejadian yang sangat tidak mungkin. Bagaikan mimpi diatas mimpi. Mana ada roh manusia bisa di duplikasi. Namun apakah yang mustahil bagi Tuhan ?

Dua kali peristiwa aneh tetapi nyata dan terjadi di depan mata yang menurut Gideon adalah hal yang perlu di uji kebenarannya. Bukan ia tidak percaya namun ia harus senantiasa waspada dan berhati-hati serta berjaga-jaga. Yang ia lihat dan saksikan itu berasal dari Tuhankah atau berasal dari kuasa kegelapan yang menyamar sebagai malaikat terang. Dari buahnya akan nampak dari mana ia berasal demikian kata Gideon dalam hati.

Waktu terus beranjak dan terus berlalu tanpa ada respon apapun kecuali memantau dan terus memperhatikan perkembangan yang terjadi. Akhirnya Gideon mengambil keputusan bahwa yang dilihatnya adalah benar, walaupun ia tetap waspada dan konfirmasi dengan berbagai pengujian. Namun yang mendasari adalah adanya suasana damai sejahtera melingkupi seluruh keluarga.

Peristiwa itu adalah sebagai berikut :

Malam itu Gideon pulang dari bekerja, ia dapati Samuel  tengah tidur-tiduran di kamarnya. Ia sapa anaknya perlahan, tetap tidak ada respon. Juga beberapa jerawat dipencet untuk menguji apakah dia benar-benar tidur atau hanya sekedar pura-pura. Juga kelopak matanya di buka perlahan-lahan, namun tetap tidak ada respon. Ia kitik-kitik di tempat dimana biasanya ia tidak tahan, barulah ia tertawa kecil, namun kembali diam dan diam. Namun kemudian Samuel  perlahan-lahan mengatakan bahwa rohnya sedang berdoa, tubuh dan jiwanya sedang beristirahat.

Kemudian Gideon berhenti mengitik-itik anaknya. Ia kemudian membetulkan posisi duduknya. Tidak lama kemudian ia mendengar dari mulut Samuel bahwa yang sekarang berbicara adalah Roh Kudus yang menggunakan mulut Samuel. Gideon tidak terkejut dengan apa yang didengarnya, karena malam itu ia benar-benar merasakan damai sejahtera melingkupi ruangan dimana ia berada. Ia bisa rasakan atmosfir dalam penguasaan Roh Kudus.

Berbagai nasehat terlontar malam itu, baik yang ditujukan bagi Gideon, bagi Samuel, bagi Yulia P dan anak-anak Gideon yang lain. Ketika Gideon meminta konfirmasi ataupun pengukuhan melalui firman dalam Alkitab, maka secara spontan ayat demi ayat mengalir dengan sangat lancar, dan isinyapun sangat tepat sesuai dan relevan sekali dengan nasehat yang diberikan.

Kata-kata penghiburan dan peneguhan serta peringatan agar jangan khawatir beberapa kali disampaikan melalui mulut Samuel. Roh Anti Kristus sudah mulai bekerja, waspada dan berjaga-jagalah demikian beberapa kali memperingatkan. Beberapa nubuat juga disampaikan malam itu. Yang lebih menarik lagi yaitu ketika dijelaskan apa saja yang menjadi penghalang sehingga berkat Tuhan tertahan.

Kejadian yang kedua ketika doa malam pada ke esokan harinya. Ketika doa malam selesai, tiba-tiba Samuel berdoa kembali dengan beberapa kali menggunakan bahasa roh. Ia nampak dalam posisi peperangan. Tengkingan demi tengkingan terdengar dari mulut Samuel. Suaranya menghentak dan cenderung keras walaupun masih terkendali. Segera Gideon mengajak Yulia P dan Wilbert agar mendukung Samuel dalam peperangan. Tidak lama kemudian peperangan segera berakhir dan seiring dengan itu Roh Kudus mengambil alih mulut  Samuel memberikan beberapa nasehat. Peneguhan melalui firman pada Alkitab mewarnai suasana malam itu. Pertanyaan-demi pertanyaan dilontarkan baik oleh Gideon, Yulia P dan juga Wilbert.

Dan setengah jam kemudian Gideon dan yang lainnya kehabisan pertanyaan sehingga ketika Samuel  meminta diurapi dengan minyak urapan, segera dilakukan dan tidak lama kemudian Samuel kembali menjadi dirinya sendiri.

“ Kapan Roh Kudus mengambil alih mulut Samuel lagi ? “ tanya Gideon  pada anaknya.

“ Sesudah penyembahan “ jawab Samuel.

“ Ohh,.. “

Sejak peristiwa itu beberapa kali Roh Kudus mengambil alih mulut Samuel untuk memberikan nasehat – nasehat, peringatan – peringatan, teguran-teguran bahkan beberapa nubuat. Kaitannya dengan hal itu Gideon memperhatikan dengan lebih seksama apa yang tertulis dalam Lukas 11:13 yang disebutkan demikian,

( Jadi jikalau kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya )

Menjelang libur panjang di tempat pekerjaan Gideon , Yulia P memberitahukan suaminya bahwa ayahnya sedang menderita sakit dan di rawat di RS Budi Rahayu ~ Pekalongan. Dan segera Gideon  mengumpulkan anak-anaknya untuk membahas langkah-langkah yang akan diambil mensikapi kondisi eyang mereka.  Melalui doa dan pujian, mereka mengundang Tuhan dalam pengambilan keputusan. Dan akhirnya ditentukan Gideon  beserta Samuel saja yang menengok  ke Pekalongan.

Tinggalkan komentar